Jakarta (Antara Bali) - Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, mengatakan,
ancaman radikalisme dan terorisme sulit dideteksi sehingga setiap pihak
harus mencermati segala perkembangan dinamika dan meningkatkan
kewaspadaan.
"Ancaman bangsa ini yakni masalah radikalisme dan terorisme yang
memporak-porandakan kehidupan berbangsa kita, sudah tidak bisa kita
deteksi dengan baik, siapa kawan dan lawan sulit dilihat dengan jelas.
Bayangkan sholat saja tetnyata ada yang mengancam," kata dia, dalam
pidatonya di acara apel pagi bersama jajaran staf Kementerian Dalam
Negeri, di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin.
Dia mengatakan teror terhadap aparatur pemerintah termasuk
pegawai negeri sipil maupun polisi sama saja dengan melawan negara. Kumolo meminta setiap pihak mengerti prinsip itu.
Untuk mengantisipasi teror yang terjadi dia mengusulkan
Kepolisian Indonesia kembali menggalakkan kegiatan sistem keamanan
lingkungan yang dulu digalakkan Orde Baru kepada warga.
Menurut dia, seluruh tamu atau orang asing yang menginap di lingkungan tertentu harus melaporkan diri ke RT/RW. "Kita perlu kembali menggerakkan 'pemolisian' di tingkat RT/RW.
Kalau ada yang menginap lapor. Ini yang sudah mulai memudar," ujar dia.
Dia
menilai profesionalisme jajaran Polri sudah semakin meningkat, di mana
tingkat disiplin yang diterapkan polisi sudah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan anggota Polri dalam menjaga kamtibmas.(WDY)
Mendagri: Ancaman Teror Sulit Dideteksi
Senin, 3 Juli 2017 10:45 WIB