Singaraja (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali mengumpulkan tokoh masyarakat lintas agama di daerah itu pascaancaman teror di Kantor Camat Buleleng.
Pertemuan yang digelar di Kantor Bupati Buleleng, Selasa pagi itu juga dihadiri Wakapolres Buleleng, Kompol Michael Revelindo Risakotta, Komandan Kodim Buleleng, Letkol Infantri Budi Prasetyo dan unsur desa adat di wilayah itu.
Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra menjelaskan, tujuan dari pertemuan itu untuk menjalin komunikasi dengan berbagai kalangan terkait antisipasi terorisme dan radikalisme di kabupaten terluas di Pulau Dewata itu.
"Kami mengundang tokoh lintas agama seperti dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU) Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) untuk meningkatkan jalinan komunikasi kedepannya sehingga informasi di masyarakat lebih mudah diserap," kata dia.
Menurutnya, sangat penting menjaga kerukunan di tengah masyarakat. "Jangan sampai isu bom pada (18/1) memicu intoleransi di lapisan umat lintas agama," kata dia sembari menambahkan tidak ada agama yang mengajarkan membunuh di dunia ini dan itu harus menjadi perhatian semua pihak.
Sutjidra selanjutnya mengungkapkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan camat dan kepala desa seluruh wilayah Buleleng agar mengintensifkan pengawasan terhadap penduduk pendatang di daerah itu.
"Utamanya untuk kalangan pemilik kos-kosan agar mengecek orang-orang yang menyewa dan segera melaporkannya jika memang terindikasi mencurigakan atau tidak mengantongi identitas jelas," kata dia.
Di sisi lain, pihaknya mengimbau masyarakat tetap tenang dan tetap melakukan aktivitas seperti biasanya. "Jangan pernah gentar dengan teror apapun, mari kuatkan rasa kebersamaan dan kerukunan antarumat beragama dengan tetap menjalin hubungan dan komunikasi dengan para tokoh di masing-masing wilayah," demikian Sutjidra. (WDY)