Denpasar (Antara) - Peranan subsektor hortikultura (NTP-H) dalam membentuk nilai tukar petani (NTP) Bali sebesar 103,72 persen pada bulan April 2017, naik 1,25 persen dibanding bulan sebelumnya tercatat 102,45 persen.
"Kenaikan tersebut berkat indeks yang diterima petani (lt) meningkat sebesar 1,02 persen dan sebaliknya indeks harga yang dibayar oleh petani (lb) justru merosot 0,22 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, kenaikan yang terjadi pada indeks yang diterima petani dipengaruhi oleh membaiknya harga pada semua kelompok komoditas buah-buahan 1,74 persen dan tanaman obat 1,51 persen.
Sedangkan kelompok sayur mayur merosot sebesar 0,22 persen. Beberapa komoditas yang memberikan andil naiknya indeks yang diterima petani antara lain tomat, jeruk, salak, pisang, ketimun dan wortel.
Adi Nugroho menjelaskan, menurunnya indeks harga yang harus dibayar oleh petani akibat merosotnya indeks konsumen rumah tangga sebesar 0,47 persen, sementara biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik 0,52 persen.
Petani di Desa Batunya, Kabupaten Tabanan, Bali, yang merupakan sentra pengembangan sayur mayur melakukan panen wortel jenis lokal yang memiliki kualitas unggul cukup disenangi masyarakat di daerah ini.
Wortel lokal mempunyai keunggulan lebih tahan lama dan memiliki cita rasa yang khas, seperti yang dituturkan petani setempat Luh Putriani.
Akibat pengaruh hujan yang terjadi belakangan ini diperkirakan produksi tahun ini merosot hingga 20 persen dibanding tahun sebelumnya. Musim tanam hingga siap panen selama dua bulan itu untuk jenis wortel lokal dinilai paling tepat, karena ukurannya tidak terlalu besar.
Bibit wortel yang ditanam merupakan hasil pilihan sendiri, didapat dari tanaman wortel besar kemudian dipilah tangkai kuncup yang sesuai kriteria yang diinginkan.
Pemeliharaan selama musim tanam dilakukan dengan baik termasuk pemupukan sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas sesuai keinginan konsumen, ujarnya.
Adi Nugroho menambahkan, hortikultura merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali, terdiri atas tiga subsektor mengalami kenaikan dan dua subsektor mengalami penurunan.
Ketiga subsektor yang mengalami kenaikan selain hortikultura juga subsektor perikanan 0,35 persen dan tanaman perkebunan rakyat 1,15 persen.
Sedangkan dua subsektor yang mengalami kemerosotan terdiri8 atas tamanan pangan 0,33 persen dan subsektor peternakan sebesar 0,72 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)