Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyatakan tiga orang penderita menjalani perawatan di rumah sakit di daerah itu positif terserang meningitis streptococcus suis (MSS) atau meningitis babi.
"Untuk penderita yang dinyatakan positif, yakni dua warga asal Kabupaten Badung dan satu orang warga asal Kabupaten Tabanan," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Gede Wira Sunetra, Senin.
Ia mengatakan, ketiga penderita tersebut dinyatakan positif MSS berdasarkan hasil pemeriksaan darah lengkap yang sudah keluar hari ini. "Berdasarkan laporan yang kami terima, hingga saat ini ada 38 kasus yang tersebar di sejumlah daerah di Pulau Bali (Kabupaten Badung, Tabanan)," katanya.
Satu warga Tabanan yang diduga MSS saat ini masih di rawat di RSUD Tabanan. Sementara yang di Badung 14 diantaranya dirawat di RSUD Mangusada, satu orang di RSUD Wangaya dan sisanya diobservasi di rumah.
Wira menyatakan, untuk kasus MSS di Bali belum bisa dikatakan kejadian luar biasa (KLB). "Daerah yang disebut KLB apabila kasus meningkat dua kali lipat atau kasus yang sebelumnya belum pernah muncul namun tiba-tiba terjadi kasus," katanya.
Ia menerangkan, untuk kasus serupa di Bali pada Tahun 2015 hanya ditemukan 10 kasus, Tahun 2016 26 kasus positif dan 2017 baru tiga kasus yang dinyatakan positif.
Untuk gejala klinis bakteri tersebut, kata dia, memiliki riwayat panas, perubahan kesadaran, kaku kuduk, sakit kepala serta sering menimbulkan tuli saraf derajat sedang, berat dan birateral.
"Masa inkubasinyya penyakir ini sejak beberapa jam hingga 14 hari," ujarnya.
Untuk mencegah terjangkitnya bakteri tersebut, pihaknya mengimbau masyarakat untuk membeli daging babi di tempat yang resmi sehingga dapat dipastikan babi yang dipotong sehat.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk mengolah daging babi agar tangan tidak terluka atau menutup luka dengan baik," ujarnya. (WDY)