Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menggelar kegiatan bertajuk "Gerakan Makan Daging Babi" untuk memulihkan kepercayaan masyarakat dalam mengonsumsi daging babi, setelah merebaknya kasus Meningitis Streptococcus Suis (MSS) atau Meningitis Babi.
"Kami ingin mengungkapkan secara bersama-sama, ayo ini buktinya, kita makan babi guling secara bersama-sama, dan tidak apa-apa," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, Putu Sumantra, di sela-sela kegiatan tersebut di Denpasar, Rabu.
Gerakan Makan Daging Babi itu dipusatkan di halaman Kantor Gubernur Bali. Pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Bali, ratusan pegawai, dan masyarakat umum tampak berbaur bersama menyantap menu babi guling yang merupakan kuliner tradisional khas Bali itu.
Dalam kesempatan itu, babi guling yang disiapkan ada empat ekor, yang merupakan sumbangan dari peternak babi dan juga asosiasi pedagang babi guling di Denpasar.
Menurut Sumantra, dampak dari pemberitaan kasus MSS atau Meningitis Babi pada beberapa waktu terakhir memang telah menyebabkan keresahan di kalangan peternak babi dan juga pedagang babi guling, karena terjadi penurunan permintaan dari masyarakat.
"Ini tentu saja menyebabkan perekonomian menjadi lesu, apalagi menjelang Hari Raya Galungan, yang biasanya permintaan meningkat," ucapnya.
Dia berpandangan, masyarakat menjadi ketakutan secara berlebihan untuk mengonsumsi daging babi, akibat pemberitaan kasus MSS, padahal sebetulnya tidak perlu takut secara berlebihan, asalkan sudah dimasak dengan benar-benar matang, karena bakterinya akan mati dalam suhu tinggi.
"Pasti aman, asal dimasak sampai matang betul, tidak pakai babi yang sakit, dan dilakukan pada tempat pemotongan yang benar," ujar Sumantra.
Pihaknya sangat berharap setelah adanya kegiatan tersebut dapat mengembalikan "image" (citra) daging babi dan masyarakat tidak lagi ketakutan berlebihan untuk mengonsumsi daging babi.
Selain itu, para peternak juga harus senantiasa menjaga kebersihan kandang babinya.
Tidak hanya kalangan eksekutif dan masyarakat, gerakan makan daging babi juga dilakukan jajaran DPRD Provinsi Bali.
Menu makan siang yang disiapkan setelah sidang paripurna dengan agenda Pemandangan Umum Fraksi terhadap Raperda Pengelolaan Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan itu usai, juga menyajikan menu babi guling dan olahan daging babi lainnya dengan bumbu khas Bali.
Kasus MSS dalam beberapa pekan terakhir menjadi topik pemberitaan hangat di sejumlah media di Bali. Puluhan warga yang terduga (suspect) MSS ditemukan di sejumlah kabupaten, seperti di Kabupaten Badung, Tabanan, dan Jembrana, bahkan tiga diantaranya dinyatakan positif MSS. (WDY)