Denpasar (Antara Bali) - Guru Besar Universitas Udayana (Unud) Denpasar Prof. Dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta, MSc mendukung protes Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo terkait pelecehan Pancasila yang dilakukan oknum tentara Australian Defence Force (ADF).
"Seharusnya, masyarakat dan pemerintah juga protes, karena Pancasila merupakan dasar negara yang tidak sepatutnya dilecehkan," kata Guru Besar Ilmu Pertanian Unud yang juga anggota Dewan Pakar PA GMNI Pusat dalam diskusi terbuka di Denpasar, Sabtu.
Ia mengemukakan hal itu dalam diskusi terbuka bertajuk "Pancasila, Tantangan Kebhinnekaan dan Dinamika Politik Bali 2017" yang digelar Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bali.
Menurut dia, bangsa Indonesia seharusnya melakukan aksi protes keras dan tegas terhadap tindakan oknum militer Australia itu, karena seperti disebut Gatot bahwa pelecehan yang dilakukan yakni menyebut Pancasila menjadi Pancagila.
"Untuk itu, masyarakat, khususnya generasi muda, hendaknya berupaya menjaga harkat dan martabat dengan mempertahankan jatidiri bangsa Indonesia," katanya.
Apalagi, empat pilar bangsa Indonesia yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Undang-undang Dasar (UUD) 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bukanlah teori, namun harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Penerapan Pancasila yang menjadi pedoman hidup sebagai dasar itu bukan sekadar teori, karena itu Pendidikan Pancasila secara khusus sejak usia dini hingga perguruan tinggi itu penting untuk diberikan," katanya.
Bahkan, perlu juga ada lembaga yang fokus melakukan pembinaan terhadap Pancasila untuk meningkatkan nasionalisme dan patriotisme bangsa Indonesia dalam persaingan yang semakin ketat.
Ia mengaku prihatin terhadap fenomena belakangan ini yang menimpa bangsa Indonesia yang kurang mencerminkan implementasi Pancasila dengan adanya tindakan anarkis maupun kekerasan.
"Nilai-nilai luhur Pancasila diharapkan mampu tercermin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menuju generasi emas Indonesia 2045," ujar Prof. Dewa Ngurah Suprapta
Tidak kalah pentingnya adalah Pancasila harus mampu ditempatkan posisi tertinggi dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut kemajuan masyarakat Indonesia. (WDY)