Jakarta (Antara Bali) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
memastikan pemerintah akan menerbitkan surat berharga negara di triwulan
IV-2016 untuk membiayai kegiatan operasional awal 2017 (prefunding) ketika penerimaan dalam APBN belum sepenuhnya optimal.
"Kami akan mengevaluasi kondisi dan memantau peluang di pasar global atau domestik untuk melakukan prefunding guna mendanai kebutuhan 2017," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Sri Mulyani mengatakan opsi prefunding ini dilakukan karena
kas negara pada awal tahun biasanya belum sepenuhnya terisi, karena
belum efektifnya penerimaan pajak pada periode Januari hingga Februari.
Ia menambahkan dana hasil penjualan obligasi tersebut akan digunakan
untuk pembayaran gaji pegawai maupun pembayaran Dana Alokasi Umum (DAU)
serta DAU yang tertunda diberikan pada tahun 2016 dan belanja lainnya
yang telah dijadwalkan.
"Ini untuk kebutuhan cash flow pembayaran gaji, transfer ke
daerah berupa DAU, DAU tertunda dan belanja yang sudah dijadwalkan di
Januari. Ini diperkirakan membutuhkan dana sampai satu bulan mencapai
Rp116 triliun," kata Sri Mulyani.
Namun, pilihan prefunding ini dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi pasar global maupun domestik, agar bisa
memberikan kepastian kepada investor yang ingin menempatkan dananya pada
portofolio obligasi pemerintah.
Selain menggunakan opsi prefunding senilai kurang lebih Rp40
triliun, untuk pembiayaan operasional pemerintah pada awal tahun 2017
juga akan digunakan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) serta dana
tebusan dari program amnesti pajak.
"Kami melihat seluruh rencana belanja dan pembiayaan masih aman, ini
tetap kami pertahankan. Penerimaan amnesti pajak, kami usahakan naik di
November Desember, untuk memberikan tambahan dari sisi reserve untuk
pendanaan pemerintah di Januari," ujar Sri Mulyani.
Sebelumnya, pemerintah telah menggunakan opsi prefunding senilai
Rp63,4 triliun melalui penerbitan SUN Valas maupun SUN berdenominasi
rupiah untuk mengawal proyek pembangunan pemerintah sejak awal Januari
2016. (WDY)
Menkeu: "Prefunding" untuk Pembiayaan Operasional Awal 2017
Jumat, 11 November 2016 8:19 WIB