Denpasar (Antara Bali) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali telah memetakan sejumlah komoditas penyumbang inflasi menyambut Natal dan akhir tahun 2016.
Wakil Ketua TPID Bali, Causa Iman Karana di Denpasar, Kamis, menjelaskan bahwa di Pulau Dewata menjelang momentum pergantian tahun dipastikan jumlah wisatawan akan melonjak sehingga kebutuhan pangan dan transportasi juga ikut terdongkrak.
"Ini yang kami petakan untuk mengetahui komoditas apa saja yang menyumbang inflasi," ucap Causa yang juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali itu.
Deputi Kepala Perwakilan BI Bali, Suarpika Bimantoro menambahkan bahwa berdasarkan komoditas penyumbang inflasi pada Oktober-Desember periode 2010-2015 menunjukkan, komoditas bawang merah rata-rata andil mencapai 0,0759 persen, sawi hijau 0,0461 persen, cabai rawit 0,0792 persen, cabai merah 0,0729 persen beras 0,0969 persen, daging ayam ras 0,0693 persen dan telur ayam ras 0,0244 persen.
Untuk itu bersama TPID Bali pihaknya telah mempersiapkan langkah-langkah menjaga pasokan terutama saat menjelang Natal dan pergantian tahun 2016.
Dinas Pertanian juga sudah melakukan tanam di luar musim. BI juga sudah melaksanakan hal tersebut untuk komoditas bawang di Songan.
"Hasil dari tanam di luar musim ini sangat bagus. Ketika harga bawang tinggi karena stok kosong sudah bisa diisi oleh petani Songan," ujarnya.
Bimantoro menambahkan dengan program tersebut membuat gejolak harga bawang tidak terlalu melambung. Terkait momen Natal dan Tahun Baru dengan hari raya keagamaan lainnya, ia mengatakan, pola di Bali pada saat hari raya umumnya terjadi peningkatan.
Pihaknya mengharapkan dengan upaya tersebut dapat mengelola ekpektasi masyarakat dengan memberikan gambaran menjelang Natal dan Tahun Baru.
Secara nasional TPID Bali sudah menjalin kerja sama dengan Jawa Timur dengan NTB karena selama ini Bali masih mendatangkan beberapan komoditas seperti beras dan bawang. (WDY)
TPID Bali Petakan Komoditas Penyumbang Inflasi
Kamis, 3 November 2016 19:30 WIB