Mangupura (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, ingin memiliki pabrik pengolahan sampah secara modern, agar permasalahan klasik dalam penanganan sampah rumah tangga dapat tertangani dengan baik.
Wakil Bupati Badung, Bali, I Ketut Suiasa di Mangupura, Rabu, saat menerima kunjungan PT Bali Waste Energy yang mempresentasikan penanganan dan pengolahan sampah melalui pabrik sampah "from waste to energy" itu menilai hal ini perlu dilakukan segera ke depannya.
"Permasalahan sampah khususnya di Kawasan Sarbagita perlu mendapat sentuhan teknologi modern dalam pengolahan sampah dan perlu adanya kerja sama dengan pihak ketiga," ujar Suiasa.
Dari presentasi yang dipaparkan PT Bali Waster Energy, kata dia, sudah memberikan gambaran kepada Pemkab Badung, bahwa perlu satu inovasi dan terobosan penanganan sampah terpadu agar lebih efesien, efektif dan produktif.
"Kami juga berterimakasih diberi kesempatan langsung melihat eksisting pabrik sampah di Jerman dan Belanda beberapa waktu lalu," ujar Suiasa yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Badung ini.
Sementara itu, Marshal Manegkei sebagai vice president PT Bali Waste Energy mengatakan kehadiran "Waste Energy" di Bali ini didasari belum optimalnya penanganan sampah khususnya di TPA Suwung dari Pemda Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan).
"Kami ingin membantu Pemerintah Provinsi Bali secara menyeluruh dan Sarbagita agar membangun sebuah pabrik sampah di TPA Suwung," katanya.
Untuk pembangunan pabrik sampah ini, pihaknya memerlukan sebuah kesepakatan dengan Pemda terkait.
Pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Pemda Sarbagita untuk mengadakan kunjungan lapangan ke pabrik sampah di Jerman dan Belanda.
"Pabrik Sampah ini akan mampu memproduksi berbagai energi mulai dari energi listrik, bio coal (batubara), uap panas dan pupuk kompos," katanya.
Pada pabrik sampah itu juga akan membangun perumahan untuk pemulung yang bahan bakunya dari hasil pabrik sampah.
Dalam acara iru, Suiasa didampingi Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) I Ketut Suardana dan Kadis Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Badung I Putu Eka Merthawan. (WDY)