Denpasar (Antara Bali) - Vanittelli Solusi Lingkungan Nusantara membangun pabrik pengolahan sampah di tempat pembuangan sampah di Suwung, Kota Denpasar, dalam upaya mengatasi sampah di kawasan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan).
Director President Vanittelli Ivan Pereira de Araujo di Denpasar, Rabu, mengatakan bahwa pengolahan sampah tersebut akan bisa menghasilkan energi listrik. Untuk sampah 1.000 ton, akan menghasilkan sekitar 35 megawatt per jam atau 850 MW per hari.
"Untuk mengolahan sampah agar bisa menghasilkan energi listrik dan sampah padat yang bernilai ekonomis tersebut, pihaknya akan membangun konstruksi mesin, kemudian sampah tersebut akan dimasukkan dengan pemanasan hingga 6.000 derajat Celsius," kata Ivan Pereira didampingi Director Commercial Made Agustini.
Dengan teknologi plasma touch tersebut, kata dia, akan menghasilkan energi, kemudian didinginkan menjadi bahan bangunan maupun campuran aspal.
"Bahan padat tersebut bisa dicetak untuk keperluan bahan bangunan dan termasuk juga campuran aspal," ujarnya.
Ivan Pereira mengatakan bahwa saat ini pihaknya sudah melakukan langkah awal dalam pembangunan pabrik tersebut, yaitu pemagaran seluas 5 hektare, yang selanjutnya timbunan sampah yang menggunung tersebut dibersihkan dan dipindahkan ke tempat sebelahnya untuk memudahkan mendirikan bangunan pabrik itu.
"Untuk membangun pabrik, kami melakukan pengerukan terlebih dahulu. Tahap awal adalah pembersihan lahan guna mendirikan bangunan. Untuk membangun pabrik hingga bisa beroperasi, memerlukan waktu 20 bulan ke depan," ucapnya.
Ia menjelaskan pabrik terdiri atas satuan untuk pengobatan limbah padat atau sampah yang ada di TPA dan diolah dengan unit lain untuk memproduksi briket.
Investasi, kata dia, akan dilakukan sekitar 350 juta dolar AS dengan dana dari tanggung jawab Vanittelli Solusi Lingkungan Nusantara, sumber daya keuangan patungan perseorangan yang ada di Amerika Serikat, Brasil, dan Jerman.
Pabrik untuk pengolahan sampah padat memiliki kemampuan untuk menghabiskan 1.000 ton sampah per hari. Untuk pabrik briket, memiliki kemampuan mengelola sampah yang sudah tersimpan di Suwung, memproduksi setidaknya 500 ton sampah per hari.
Dengan instalasi unit, lanjut dia, akan mempekerjakan sekitar 69 orang dan 200 pekerja tidak langsung. Mereka akan diberikan kursus gratis untuk Bali menciptakan spesialisasi nasional yang diajarkan tenaga internasional dari Brasil dan Amerika Utara.
"Ini langkah tepat, selain program pemerintah untuk membuat Bali hijau, pabrik akan memberikan energi bersih untuk distributor nasional. Membantu menghilangkan polusi ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu pelindung lingkungan di dunia," katanya.
Pembangunan, kata Ivan Pereira, akan dilakukan Construction Joint Venture dari Indonesia dengan perusahaan lain dari Brasil.
"Pabrik pengolahan sampah dengan teknologi tersebut satu-satunya di Bali. Dan, tidak menutup kemungkinan kami juga akan membuat di Surabaya, Jakarta, dan Kalimantan," katanya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang sangat mendukung pembangunan pabrik pengolahan sampah tersebut.
"Pak Mangku Pastika pemikirannya sangat maju untuk memajukan Bali dan meningkatkan pariwisata di Pulau Dewata. Beliau berusaha mencarikan solusi dalam menanggani sampah yang menjadi sorotan media asing. Begitu ketemu, kami langsung beliau respons dan mendukungnya," katanya. (WDY)
Vanittelli Bangun Pabrik Pengolahan Sampah di Bali
Rabu, 17 September 2014 19:17 WIB
Pengolahan sampah tersebut bisa menghasilkan energi listrik. Untuk sampah 1.000 ton, akan menghasilkan sekitar 35 megawatt per jam atau 850 MW per hari.