Banjarbaru (Antara Bali) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
optimistis Indonesia bebas dari lokalisasi maupun tempat praktik
prostitusi pada 2019 melalui aksi penutupan yang dilakukan setiap
pemerintah daerah.
"Kami tentu saja optimistis apalagi setiap pemerintah daerah gencar
dalam upaya menutup tempat maksiat itu dari daerahnya," ujar Mensos di
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Minggu.
Pernyataan itu disampaikan mensos usai menghadiri deklarasi
penolakan dan penutupan praktik prostitusi di Kota Banjarbaru yang
diucapkan Wali kota dan anggota Forkopimda setempat.
Dijelaskan Mensos, penolakan dan penutupan lokalisasi maupun tempat
praktik prostitusi merupakan kebijakan kepala daeran, dan Kemensos
memberi dukungan atas sikap tersebut.
"Penutupan merupakan kebijakan kepala daerah dan begitu ada usulan
kami langsung merespon usul tersebut, karena sesuai program Kemensos
untuk menghilangkan lokalisasi," ucapnya.
Menurut dia, data yang dihimpun Kemensos dari dinas sosial
kabupaten dan kota di seluruh Indonesia terdapat 163 titik lokalisasi
dan tempat prostitusi yang tersebar di berbagai daerah.
Data terakhir dari koordinasi dengan pemerintah daerah terjadi
pengurangan hingga tersisa 99 titik pada bulan Mei 2016 dan awal Juni
berkurang lagi 22 titik di Provinsi Kalimantan Timur.
"Jumlah lokalisasi terus berkurang seiring kebijakan kepala daerah
menutup tempat maksiat itu, termasuk di Kota Banjarbaru yang akan
ditutup sebanyak tiga titik," ujarnya.
Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani mengatakan, kebijakannya menutup
tempat prostitusi merupakan wujud dari visi dan misi saat mencalonkan
diri pada pilkada di kota setempat.
"Penutupan tempat prostitusi itu juga sebagai janji politik kami
dalam rangka membebaskan Banjarbaru dari segala bentuk prostitusi
sehingga predikat buruk kota bisa dihilangkan," ucapnya.
Disebutkan, tiga tempat prostitusi yakni lokalisasi Pal 18 di Jalan
Ahmad Yani km 18 Banjarbaru yang memang sudah tutup, kemudian Pembatuan
Dalam dan Batu Besi Jalan Ahmad Yani km 28.
Dikatakan, ketiga lokasi prostitusi itu akan ditutup bertahap dan
pekerja seks yang tinggal di tempat tersebut diberikan bantuan dari
Kemensos dan dikembalikan ke daerah asalnya.
"Setelah deklarasi ini dilanjutkan sosialisasi kepada pekerja seks
maupun warga di lingkungan sekitar. Harapan kami seluruh pihak mendukung
sehingga Banjarbaru bebas prostitusi," katanya.
Sementara itu, deklarasi penolakan dan penutupan tiga tempat
prostitusi dilakukan wali kota bersama Forkopimda dan masyarakat
menandatangani lembar kertas besar sebagai dukungan. (WDY)
Mensos Optimistis Indonesia Bebas Lokalisasi Pada 2019
Minggu, 18 September 2016 20:09 WIB