Pecinta seni terutama seni pertunjukan terlihat memadati panggung terbuka di Balai Budaya Gianyar, Bali, untuk menyaksikan pementasan Sendratari Kolosal berjudul “Ki Barualis” garapan Sanggar Paripurna Bona untuk memeriahkan HUT ke-253 Kota Gianyar.
"Sendratari kolosal “Ki Barualis” menceritakan perebutan senjata tombak sakti yang diperoleh Dewa Manggis Kuning dari seorang wanita tua yang berubah menjadi bidadari," kata Ketua Sanggar Paripurna Bona sekaligus Artistik Direktor, I Made Sidia, demikian siaran pers Diskominfo Gianyar, Kamis.
"Sendratari kolosal “Ki Barualis” menceritakan perebutan senjata tombak sakti yang diperoleh Dewa Manggis Kuning dari seorang wanita tua yang berubah menjadi bidadari," kata Ketua Sanggar Paripurna Bona sekaligus Artistik Direktor, I Made Sidia, demikian siaran pers Diskominfo Gianyar, Kamis.
Dikisahkan, Dewa Manggis Kuning yang tinggal di Alas Bengkel bersama prajurit diusik oleh kedatangan pasukan Guwak yang dipimpin oleh Raja Buleleng, I Gusti Anglurah Panji Sakti.
Laskar Gusti Panji Sakti datang menunggangi gajah ke Alas Bengkel, ingin menaklukkan Dewa Manggis Kuning guna mendapatkan senjata sakti miliknya.
Mulai dari Buruan, Bangunliman, penepi Desa Ambengan penyerangan dilakukan dengan membakar Alas Bengkel beserta isinya, tutur Made Sidia.
Laskar Gusti Panji Sakti datang menunggangi gajah ke Alas Bengkel, ingin menaklukkan Dewa Manggis Kuning guna mendapatkan senjata sakti miliknya.
Mulai dari Buruan, Bangunliman, penepi Desa Ambengan penyerangan dilakukan dengan membakar Alas Bengkel beserta isinya, tutur Made Sidia.
Ia melanjutkan, Dewa Manggis Kuning yang mendengar hal itu menjadi murka, beliau langsung memimpin laskar Watek Sikep Penamun yang bersenjatakan bambu runcing, dan barisan pering gading untuk mencegah terjadinya banyaknya korban.
Berkat Laskar Watek Sikep Penamun dan kecekatan Dewa Manggis Kuning yang mengeluarkan ajian Panglimunan muncul para roh gaib yang membuat pasukan Gusti Panji Sakti merasa kewalahan, sehingga mereka lari tunggang langgang meninggalkan Alas Bengkel yang sekarang diberi nama Desa Beng.
Sawah tempat gajah makan kacang-kacangan sebelum terjadi perang, sekarang dinamai Subak Kacang Bedol. Tumbak sakti yang berhasil melukai alis Gajah diberi nama “Ki Barualis“.
Sejak itu di Tukad Panti Desa Beng dibangun pariyangan tempat melukat, memuja Dewa Manggis Kuning. Guna mendapat kesucian dan kesejahteraan sehingga Desa Beng menjadi tenteram, makmur berkat karisma Dewa Manggis Kuning.
Sawah tempat gajah makan kacang-kacangan sebelum terjadi perang, sekarang dinamai Subak Kacang Bedol. Tumbak sakti yang berhasil melukai alis Gajah diberi nama “Ki Barualis“.
Sejak itu di Tukad Panti Desa Beng dibangun pariyangan tempat melukat, memuja Dewa Manggis Kuning. Guna mendapat kesucian dan kesejahteraan sehingga Desa Beng menjadi tenteram, makmur berkat karisma Dewa Manggis Kuning.
Ketua Sanggar Paripurna Bona mengatakan “Ki Barualis” merupakan senjata sakti yang dimiliki oleh Ida Dewa Manggis Kuning yang merupakan pendiri Kerajaan Gianyar.
Sanggar Paripurna ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar agar membangkitkan semangat generasi muda, masyarakat yang pernah tertimpa bencana pandemi COVID-19.