Gianyar (Antara Bali) - Ribuan warga Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Gianyar, beberapa waktu lalu, mengikuti kegiatan Jalan Santai, dalam rangka Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) ke-1 Desa Sukawati. Jalan santai yang mengambil start di depan kantor Perbekel Sukawati, makin semarak dengan kehadiran Ketua DPD PDI Perjuangan Bali I Wayan Koster.
Sambutan hangat diberikan warga Sukawati, kepada KBS (Koster Bali Satu), sebutan yang diberikan kepada Anggota Komisi X DPR RI ini. Sekitar puku 07.10, didampingi Ketua DPC PDI Perjuangan Made Mahayastra yang juga Wakil Bupati Gianyar, Koster melepas peserta jalan santai yang berjumlah sekitar 2 ribu orang. Tampak juga hadir Ketua DPRD Gianyar I Wayan Tagel Winarta, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Bali I Kadek Diana, Ketua Komisi IV DPRD Bali I Nyoman Partha, sejumlah anggota Fraksi DPRD Gianyar, Camat Sukawati IB Putu Suamba, Bendesa Adat Sukawati I Nyoman Puja Antara, dan Perbekel Sukawati Dewa Gede Dwi Putra.
Desa Sukawati yang dikenal sebagai kandang banteng tampak sangat antusias menyambut kedatangan, sosok yang didorong oleh PDI Perjuangan sebagai Gubernur Bali ini. Kader tangguh asal Desa Semiran, Kecamatan Tejakula, Singaraja ini pada kesempatan tersebut sangat
Mengapresiasi dan mendukung apa yang dilaksanakan masyarakat Desa Sukawati dalam melaksanakan kegiatan Porseni untuk pertama kali. "Kegiatan ini salah satu cara untuk membangkitkan partisipasi masyarakat membangun desa secara bersama-sama dan bergotong royong, sehingga apa yang direncanakan dapat terwujud dan mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat. "Dan yang penting bisa berpartisipasi dan bergotong-royong secara bersama-sama, dengan semangat persatuan dan kesatuan membangun Desa Sukawati, yang sangat kuat tradisi dan budayanya,"kata Koster.
Terkait kegiatan jalan santai, Koster mengatakan jalan santai merupakan suatu upaya menyadarkan masyarat belajar hidup sehat. Membangun hidup dengan kesehatan, sehingga mengurangi hal-hal negatif di Desa Sukawati ini. Setelah membuka jalan santai, Koster juga membuka Turnamen Ceki yang masih menjadi bagian Porseni Desa Sukawati. Menurut Koster, suka tidak suka permainan ceki adalah bagian budaya masyarakat Bali. Dirinya juga sangat mendukung kegiatan ini, karena bisa menjadi forum bagi masyarakat agar suguyub dan kompak.
"Jadi tidak perlu dikhawatirkan dengan kegiatan seperti ini. Terlebih ceki sudah menjadi bagian olah raga yang bernaung dibawah Federasi Olah Raga Rekreasi Masyarakat (Formi),"pungkasnya. (*)