Denpasar (Antara Bali) - Selama sebelas bulan periode Januari-November 2010, Bali berhasil mengekspor matadagangan kopi sebanyak 11,6 ton ke pasaran mancanegara bernilai 126.584 dolar AS, turun 11,70 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 143.359 dolar AS.
"Dari segi volume pengiriman matadagangan tersebut menurun 56,4 persen karena tahun sebelumnya daerah kita mengapalkan 26,8 ton," kata Kabag Publikasi dan Dokumentasi Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, menurunnya perolehan nilai ekspor maupun pengiriman matadagangan kopi erat kaitannya dengan persediaan matadagangan yang sangat dipengaruhi faktor iklim, di samping sifat tanaman itu yang mengalami panen raya setiap dua tahun sekali.
Kopi dalam bentuk biji kupas maupun setelah diolah berhasil menembus pasaran Jepang, Prancis dan beberapa negara di kawasan Eropa.
Tahun 2009 Pulau Dewata mampu menghasilkan kopi sebanyak 13.800 ton dan produksi itu tahun 2010 sejak awal sudah diperkirakan menurun akibat pengaruh musim hujan yang terjadi hampir sepanjang tahun.
Ketut Teneng menjelaskan, petani Bali dalam proses produksi menghasilkan komoditas bernilai ekonomis tinggi, dengan menerapkan pola tanam ramah lingkungan.
"Petani kopi kita kini tidak lagi menggunakan pupuk produksi pabrik maupun zat kimia dalam membasmi hama penyakit," tuturnya.
Pengembangan tanaman kopi dipadukan dengan pemeliharaan ternak sapi, sehingga petani memperoleh keuntungan ganda, yakni hasil penggemukan sapi dan pupuk kandang untuk menyuburkan tanaman.
Pola pengembangan kopi yang demikian itu, menjadikan petani yang terhimpun dalam subak abian mendapat sertifikasi dalam proses produksi menggunakan pupuk organik.
"Kondisi tersebut sangat membantu dalam pemasaran produksi, terutama dalam menembus pasaran luar negeri, karena konsumen di negara-negara maju itu sangat menyenangi produk yang diproses dengan ramah lingkungan," ujar Ketut Teneng.
Bali hingga kini memiliki tanaman kopi seluas 30.029 hektare yang terdiri atas kopi arabika 8.197 hektare dan kopi robusta 23.832 hektare.(*)