Denpasar (Antara Bali) - Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar akan menandatangani naskah kerja sama dengan "University of Western Australia" (UWA), sebagai upaya meningkatkan mutu proses belajar mengajar kedua lembaga pendidikan tinggi tersebut.
"Kerja sama tesebut antara lain menyangkut tukar menukar mahasiswa dan dosen serta tukar menukar informasi atas dasar saling memerlukan satu sama lain," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S, MA di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, kerja sama tersebut diharapkan bisa ditandatangani akhir Februari 2011, karena kedua belah pihak telah sepakat dan sebelumnya telah saling mengunjungi, termasuk melakukan aktivitas bersama, antara lain seminar, pagelaran dan pameran seni kanvas.
"Penandatanganan naskah kerja sama itu rencananya akan dilakukan di University of Western Australia, sekaligus memantapkan mahasiswa dan dosen lembaga pendidikan tersebut akan belajar dan mengajar ke ISI Denpasar," tutur Rai.
Sekitar 20 mahasiswa dan dosen dari University of Western Australia akan mengikuti proses belajar mengajar ke ISI Denpasar, tahap pertama berlangsung sekitar tiga hingga empat bulan, sebagai upaya meningkatkan wawasan mahasiswa dan dosen.
"Kedatangan mahasiswa dan dosen dari negeri Kanguru itu, rencananya dalam tahun ini, namun kepastiannya tergantung dari hasil pembicaraan pada saat penandatangan naskah kerja sama akhir Februari mendatang," ujar Rai.
Dekan Fakultas Arsitektur Landscape dan Visual Art University of Western Australia, Profesor Paul Trinidad pada akhir November 2010 sempat berkunjung ke ISI Denpasar untuk membahas kerja sama perguruan tinggi seni antarnegara.
Selain itu puluhan mahasiswa dan dosen juga sempat mengadakan pameran dan seminar bersama dengan mahasiswa ISI Denpasar.
Prof Rai menambahkan, setelah dapat merasakan manfaat dari kerja sama perguruan tinggi antarnegara, baru naskah kerja sama ditandatangani dengan harapan berbagai kegiatan yang dilakukan selama ini dapat ditingkatkan di masa-masa mendatang.
ISI Denpasar pada prinsipnya siap menerima mahasiswa dan dosen dari University of Western Australia, termasuk tempat pemondokan. Setelah program pertama itu terealisasi, giliran ISI Denpasar mengirim mahasiswa dan dosennya untuk belajar dan mengajar ke mitra kerjanya di negeri Kanguru.
Untuk itu sejak dini telah membuka pendaftaran bagi mahasiswa dan dosen yang betul-betul berminat mengikuti program pertukaran mahasiswa dan dosen tersebut ke Australia, sekaligus mempersiapkan diri dalam penguasaan bahasa Inggris.
Lembaga akan mendukung dengan merencanakan bidang pendanaan, dengan harapan mahasiswa dan dosen dapat mengikuti program tersebut dengan baik, ujar Rai.(*)