Jakarta (Antara Bali) - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berharap aparat mengedepankan cara-cara yang lebih manusiawi dalam menegakkan aturan dan hukum agar tidak menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.
Pernyataan itu disampaikan Menag Lukman Hakim Saifuddin di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, menanggapi razia yang dilakukan Satpol PP di Serang Banten kepada seorang ibu penjual Warteg, Saeni (53) yang tetap berjualan pada siang hari pada bulan puasa.
"Tentu itu sesuatu yang harus kita tarik pelajaran penting bagi kita agar ke depan bagaimana upaya aparat penegak hukum lebih persuasif dalam menegakkan hukum. Jadi kita juga berharap mudah-mudahan cara-caranya juga lebih manusiawi sehingga tidak menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat," katanya.
Menag berharap kejadian itu tidak terulang lagi di masa mendatang.
Ia menekankan, intinya semua pihak harus saling menghargai sehingga prinsip untuk menjaga kerukunan dan toleransi tetap terjaga.
"Toleransi itu adalah kemampuan untuk menghargai, menghormati pihak yang berbeda dengan kita. Jadi tentu yang tidak berpuasa menghormati yang puasa. Yang berpuasa pun juga menghormati sesama saudaranya yang karena satu dan lain hal tidak sedang menjalani puasa. Jadi prinsipnya itu," katanya.
Oleh karena itu, semua pihak tidak perlu saling mempertentangkan antarsaudara sebangsa, antara yang berpuasa dan tidak berpuasa.
"Saya ingin justru di bulan Ramadhan ini kita lebih memperkuat toleransi kita ukhuwah tidak hanya islamiyah tapi juga ukhuwah ,watoniah, satu sebangsa," katanya. (WDY)