Denpasar (Antara Bali) - Duta kesenian dari Kabupaten Bangli mengangkat keunikan Desa Penglipuran dalam Pawai Pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-38 yang ditampilkan lewat garapan mobil hias, iringan pengguna pakaian adat, penampilan tari Baris dan fragmentari.
"Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli merupakan desa yang memiliki berbagai keunikan telah menjadi salah satu objek wisata unggulan di kabupaten berhawa sejuk itu," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, di Denpasar, Sabtu.
Dalam pawai yang ditampilkan di hadapan Presiden Joko Widodo itu, duta dari Kabupaten Bangli terlihat membawakan tari Baris Jojor yakni Tari Baris yang ada di Desa Pakraman (desa adat) Penglipuran. Tari ini ditarikan oleh sekaa truna atau mereka yang belum kawin bersenjatakan "jojor" atau tombak.
Sedangkan lewat garapan mobil hias digambarkan replika Desa Tradisional Penglipuran, yakni keberadaan Gelung Kori (pintu) Pura Desa, Angkul-Angkul (pintu masuk) rumah tradisional Penglipuran, hutan bambu dan pertamanan pinggir jalan Desa Penglipuran.
Demikian juga dengan "payas khas" atau pakaian khusus yang digunakan pada saat ritual adat seperti upacara perkawinan.
Kabupaten Bangli memiliki pakem pakaian khas yakni pengantin pria menggunakan, kancut, kamen, baju, dan gelungan. Sementara pengantin perempuan menggunakan tapih, kamen, sesimping, dengan ciri khasnya gelang kana (gelang tangan) berbentuk naga.
Di sisi lain, fragmentari mengangkat judul "Pamurwaning Panglipuran" atau sejarah Penglipuran. Penglipuran diperkirakan berasal dari kata "pelipur" dan "lara", sehingga akhirnya menjadi Penglipuran yang berarti tempat menghibur di kala duka. Selain itu, karena penduduk juga sering menghibur saat raja menghadapi masalah.
Dikisahkan pada zaman Kerajaan Bangli, penduduk Desa Bayung Gede Kintamani sering ditugaskan oleh Raja Bangli untuk ikut berperang dan kegiatan lainnya.
Karena Desa Bayung Gede lokasinya cukup jauh dari pusat kerajaan, kemudian oleh raja dibuatkan tempat yaitu di Desa Pakraman Penglipuran yang ada saat ini. Semula Penglipuran disebut Kubu Bayung yang berarti Pondok Bayung Gede.
Lama kelamaan warga desa ini membangun desa dilengkapi tempat suci Khayangan Tiga dan dibangun mirip dengan yang ada di Desa Bayung Gede. Hal ini dimaksudkan untuk mengenang pura yang ada di Desa Bayung Gede. (WDY)