Denpasar (Antara Bali) - Duta seni Kabupaten Bangli menampilkan sosok barong Landung dalam pawai mengawali pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 tahun 2015 di depan Monumen Bajra Sandi Niti Mandala Renon Denpasar, Sabtu.
Duta seni Kabupaten Bangli yang tampil terakhir dari sembilan kabupaten/kota se Bali sempat disaksikan Menteri Pariwisata Arief Yahya didampingi Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang menyaksikan seluruh rangkaian atraksi budaya yang digelar setiap tahun secara berkesinambungan.
Menurut Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti (WDS) Bali Prof. Dr. I Made Bandem MA yang juga mantan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar bahwa, barong landung merupakan penetrasi budaya Tiongkok terhadap keberadaan kesenian Bali yang diwarisi sejak abad ke XIII.
Penetrasi budaya asing itu terlihat kental pada seni Barong Landung, yakni dua boneka raksasa mirip ondel khas Jakarta yang tampil dalam pawai budaya mengawali PKB ke-37 yang berlangsung sebulan penuh, 13 Juni-11 Juli 2015,
Barong Landung yang diusung duta seni Kabupaten Bangli itu mengangkat tema pagelaran yang mengadopsi perkawinan ceritera rakyat Pulau Dewata dan negeri Tiongkok.
Cerita yang sempat ditampilkan secara singkat di depan panggung kehormatan itu dimaksud menokohkan dua pasangan sumi-istri (dua barong landung), Sri Aji Jayapangus (Raja Bali) beristrikan Kang Cing Hui, seorang putri Tiongkok.
Kedua tokoh Bali-Tiongkok yang lazim disebut "Jero Gede dan Jero Luh" itu merupakan duplikat dari "arca benda yang dikeramatkan di Pura Puncak Penulisan, Kintamani, Bangli sekitar 50 km timur laut Denpasar.
Barong landung Sri Aji Jayapangus itu menggambarkan sosok laki-laki perkasa, berkulit hitam dan wajah menyeramkan dan boneka "Jero Luh" berpenampilan lemah lembut, mata sipit dan kulit putih sesuai dengan ciri khas wanita dari negeri Tiongkok.
Pementasan diiringi irama gamelan, musik tradisional Bali kedua seniman tari baik, pria dan wanita itu menarikan sosok barong landung sambil menyanyi dan berbalas pantun. (WDY)