Kediri (Antara Bali) - Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan
Dikti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof Ali Ghufron
Mukti mengemukakan kualitas dosen atau tenaga pengajar di Indonesia
masih harus ditingkatkan, mengingat kebutuhan tenaga pendidik itu belum
imbang dengan tenaga pengajar yang ada.
"Peningkatan kualitas dosen masih terus dipompa. Secara nasional,
tenaga profesor butuh 22 ribu, jika yang diikuti sistem satu program
satu profesor, di Indonesia baru ada 5.109 profesor, jadi masih harus
bekerja keras, " katanya dalam seminar Peningkatan kualitas SDM menuju
inspiring university di kampus Universitas Nusantara PGRI Kota Kediri,
Jawa Timur, Sabtu.
Selain tenaga profesor yang masih minim, jumlah dosen yang masih
strata I juga tinggi. Saat ini, masih ada sekitar 50 ribu dosen yang
masih lulusan S1.
Ali mengatakan pemerintah bekerja keras agar kualitas pendidikan di
Indonesia menjadi lebih baik, terutama bagi tenaga pengajarnya (dosen).
Pemerintah juga terus mendorong agar dosen terus meningkatkan
pendidikan mereka, yaitu S2, S3, sampai profesor.
Ia pun menambahkan, pemerintah memberikan peluang yang besar agar
para dosen bisa lebih meningkatkan kualitas dan kemampuan mereka, dengan
mendorong mereka terus belajar.
"Program kami bukan saja peningkatan kapasitas dosen, tapi
pemberian beasiswa. Kami alokasikan ada 2.000 beasiswa, tahun 2016 kami
biayai untuk S2, S3, dan ini mau ditutup dalam waktu yang tidak terlalu
lama, maka harus segera dimanfaatkan," ujarnya.
Selain itu, untuk dosen yang bisa mempublikasikan tulisannya secara
internasional, pemerintah juga akan memberikan subsidi Rp50 sampai
Rp100 juta per publikasi.
Program ini, kata dia, program baru dan seharusnya para dosen juga
lebih bersemangat. Program ini pun diberikan sebagai salah satu
apresiasi agar kapasitas dosen bisa menjadi lebih maksimal.
Selain memberikan beasiswa, Ali juga menambahkan kementerian juga
mengundang profesor kelas dunia untuk diajak bekerja sama dengan dosen
dalam negeri untuk bisa saling menganalisis serta menulis yang kemudian
dipublikasikan di internasional dengan profesor kelas dunia itu.
Namun, ia pun menegaskan jika upaya untuk peningkatan kapasitas
diri merupakan karakter pribadi, seperti bagaimana SDM-nya, mempunyai
karakter yang bagus, tidak mudah menyerah.
Selain itu, pribadi dosen bersangkutan harus mempunyai integritas
moral yang tinggi dan bisa bekerja keras, cerdas, tuntas, maupun ikhlas
dengan produktivitas yang membanggakan.
Ia pun mengapresiasi kinerja dari manajemen kampus Universitas
Nusantara PGRI Kediri yang bisa berbenah, setelah sempat statusnya
nonaktif. Ia berharap, manajemen juga lebih baik dalam membenahi
kualitas dosennya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Universitas Nusantara PGRI (UNP)
Kediri Sugiono mengatakan manajemen selalu berupaya untuk meningkatkan
kualitas SDM serta kesejahteraan dosen mereka.
Selain itu, manajemen juga memberikan tunjangan fungsional yang
sama dengan mereka yang menjadi pegawai negeri sipil (PNS), serta memacu
masa jabatan akademik dosen.
"Kami juga terus dorong dosen yang masih S2 ke S3. Saat ini, ada 49
yang sedang kuliah, dan tahun ini ada lima dosen yang mengajukan ke
yayasan untuk dibiayai ke S3," ujarnya.
Ia menambahkan, peningkatan kualitas dosen menjadi salah satu hal
yang diperhatikan saat ini. Manajemen juga telah melakukan penerimaan
dosen sesuai dengan jurusan serta pendidikan mereka.
Manajemen saat ini telah mempunyai 297 dosen tetap. Selain
penerimaan dosen, manajemen juga memberikan biaya untuk penelitian
dimana setiap judul diberi biaya sekitar Rp5 juta. Pada 2016, manajemen
menganggarkan untuk 80 judul penelitian. (WDY)
Kemristekdikti: Kualitas Dosen Masih Harus Ditingkatkan
Minggu, 5 Juni 2016 8:38 WIB