Negara (Antara Bali) - Petani cabai di Kabupaten Jembrana gagal panen akibat curah hujan yang terlalu tinggi, menyebabkan buah cabai mereka busuk.
"Kalau hujan terlalu sering seperti saat ini, buah cabai jadi busuk, bahkan pohonnya juga bisa mati karena akarnya membusuk karena tanah terlalu lembab," kata Ketut Widia, salah seorang petani cabe, di Negara, Senin.
Ia mengatakan, saat kondisi normal dari 10 are lahan cabai yang ia miliki, dirinya bisa mendapatkan 50 kilogram setiap panen.
Dengan curah hujan saat ini, menurutnya, dengan luas lahan yang sama ia hanya bisa mendapatkan 20 kilogram cabai, itupun kualitasnya kurang bagus.
Karena faktor alam, petani ini mengaku tidak bisa berbuat apa-apa, hanya berharap intensitas hujan menurun.
Di sisi lain, turunnya volume panen cabai ini membuat harga komoditas pertanian tersebut melonjak tajam di pasaran.
Ni Wayan Maulida, salah seorang pedagang bumbu dapur di Pasar Umum Negara mengatakan, sekitar satu minggu ini harga cabai rawit naik dari Rp28 ribu perkilogram menjadi Rp55 ribu.
Meskipun tidak sebesar cabai rawit, harga cabai merah besar juga naik dari Rp38 ribu menjadi Rp45 ribu perkilogram.(GBI)