Jakarta (Antara Bali) - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen
Indoensia (YLKI) Tulus Abadi menilai rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium agar
masyarakat Jakarta beralih ke transportasi umum tidak akan efektif.
"Seharusnya transportasi umumnya dulu yang diperbaiki, diperluas
jaringannya sampai bisa menjangkau berbagai wilayah. Kalau hanya
menghapus premium, tidak akan efektif," kata Tulus di Jakarta, Jumat.
Menurut Tulus, selama ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya
mengandalkan TransJakarta sebagai transportasi publik andalan.
Pengembangan "feeder" TransJakarta dan proyek "Mass Rapid Transport"
(MRT) tidak akan efektif tanpa didukung transportasi pendukung yang
menjangkau wilayah yang selama ini tidak terlayani transportasi umum.
Apalagi, harga BBM dari jenis Pertamax, Pertalite dan Premium saat
ini semakin murah. Tulus memperkirakan tren penurunan harga minyak
global akan terus terjadi sehingga harga BBM juga akan semakin murah.
Menurut Tulus, sekitar 60 persen kendaraan pribadi di Jakarta
adalah sepeda motor. Saat ini, kebanyakan pengguna sepeda motor sudah
mulai beralih dari Premium menjadi Pertalite, bahkan Pertamax.
"Karena itu, rencana penghapusan Premium bila tujuannya agar
masyarakat beralih ke transportasi umum tidak akan efektif. Bila
tujuannya untuk mengurangi polusi udara di Jakarta, mungkin akan
efektif," tuturnya.
Tulus mengatakan bila Premium benar-benar dihapuskan di Jakarta dan
seluruh kendaraan menggunakan BBM dengan oktan yang lebih tinggi, emisi
gas yang dihasilkan akan lebih baik sehingga polusi udara bisa
berkurang.(WDY)
Penghapusan Premium di Jakarta Tidak Efektif
Jumat, 5 Februari 2016 10:38 WIB