Jakarta (Antara Bali) - Rekomendasi penghapusan BBM jenis Premium secara
bertahap memerlukan bahan bakar pengganti yang memiliki harga setara,
kata salah satu Direktur Pertamina.
"Sekarang mau hilang atau tidak, itu kebijakan pemerintah kita siap,
tetapi yang harus dipikirkan adalah alternatif penggantinya yang
setara," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang di
Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Selasa.
"Saya sudah sampaikan ke pemerintah, jika Premium resmi dihilangkan,
namun tidak ada penggantinya dan disuruh pindah ke Pertamax misalnya,
angkot pasti tarifnya naik," ujar dia.
Pertamina, lanjutnya, siap menjalankan semua solusi dari pemerintah.
"Jadi,
tergantung dari pemerintah, apakah ke depannya seluruh angkutan kota
memakai Bahan Bakar Gas misalnya atau opsi lainnya," katanya.
Untuk konversi Premium ke gas, tambah dia, berpotensi bisa cepat
terealisasi, seperti pengembangan V-Gas untuk digunakan angkutan umum.
Biaya yang harus dikeluarkan perseroan tidak terlalu besar dan waktu pembuatannya juga tidak terlalu lama.
"Misalnya instruksinya untuk angkot konversi ke BBG, kita siap dan
yakin terealisasi karena investasinya cuma Rp1,5 triliun, satu bulan
jadi, harga jualnya cuma Rp5.100 liter setara premium (lsp), berkadar
RON 98," tuturnya.
Dari informasi yang dihimpun, Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan
Gas (RTKM) yang dipimpin ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri
beberapa waktu lalu merekomendasikan agar BBM premium dihilangkan secara
bertahap. PT Pertamina (Persero) diberi waktu dua tahun terhitung sejak
2015 untuk melenyapkan BBM RON 88 tersebut.(WDY)
Komentar Pertamina Soal Rekomendasi Penghapusan Premium
Rabu, 30 Maret 2016 8:00 WIB