Jakarta (Antara Bali) - Aliran dana asing masuk melalui instrumen surat
utang atau obligasi yang mencapai Rp20 triliun pada awal tahun 2016 ini
menandakan membaiknya iklim investasi di Indonesia.
"Sentimen positif sudah mulai terasa pada 2016 ini, terlihat ada
dana asing masuk sekitar Rp20 triliun ke pasar obligasi domestik," ujar
CEO CIMB Niaga Tigor M Siahaan dalam acara "CIMB Economic Forum" di
Jakarta, Kamis.
Menurut dia, paket kebijakan yang telah diluncurkan pemerintah
sejak tahun 2015 lalu dalam rangka menggerakan perekonomian domestik
secara berkelanjutan menjadi salah satu faktor yang mendorong
kepercayaan investor untuk masuk ke Indonesia.
"Dengan berbagai paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan
pemerintah, kami optimistis Indonesia memiliki iklim investasi yang
ramah bagi pelaku industri, situasi itu akan membuat inflow ke Indonesia
akan bertahan," tuturnya.
Menurut Tigor M Siahaan, fokus pemerintah terhadap pembangunan
infrastruktur akan menambah optimisme ivestor menjadi lebih baik.
"Sentimen positif mulai terbentuk. Sektor semen misalnya, pada
kuartal III adan IV 2015 lalu sektor itu bergeliat. Kita harapkan terus
berlanjut seiring dengan pengembangan infrastruktur. Bukan hanya semen,
tapi industri derivatif juga," ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa setelah melalui kesulitan di
2015, pihaknya akan mempercepat pembangunan infrastruktur di 2016.
"Percepatan pembangunan infrastruktur, diharapkan dapat menjawab tantangan disparitas antara wilayah," ucapnya.
Ia mengemukakan bahwa pada tahun 2016 ini pihaknya akan membangun
sebanyak delapan bendungan baru. Pada 2015 lalu, telah memabangun
sebanyak 14 waduk baru.
Selain itu, lanjut dia, PUPR akan melaksanakan pembangunan sejumlah
ruas tol trans Jawa. Salah satunya ruas tol Kertosono-Ngawi,
Kertosono-Mojokerto yang diperkirakan selesai pada 2017, dan
Mojokerto-Surabaya pada 2018. Di luar Jawa, terdapat trans Papua
sepanjang 4.345 km.
Basuki Hadimuljono menambahkan bahwa dalam rangka meratakan
kegiatan ekonomi, pihaknya memutuskan untuk menyerahkan kontrak proyek
di bawah Rp50 miliar kepada pemerintah provinsi atau pengusaha di
daerah.
"Strategi infrastruktur yang sudah dikeluarkan adalah kebijakan
kontrak proyek di bawah Rp50 miliar diprioritaskan untuk pengusaha
daerah, tidak boleh pengusaha besar," imbuhnya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga meminta kepada BUMN yang
melaksanakan proyek-proyek skala besar untuk tidak menjalin Kerja Sama
Operasi (KSO) dengan sesama perusahaan pelat merah.
"Kita arahkan BUMN KSO dengan perusahaan swasta. Kita ingin menggerakkan ekonomi di daerah dan merata," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan
Keamanan (Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan mengemukakan bahwa pemerintah
optimistis pertumbuhan ekonomi nasional pada 2016 mencapai kisaran
5,3-5,6 persen.(WDY)
Dana Asing Masuk Tanda Membaiknya Iklim Investasi
Jumat, 5 Februari 2016 9:03 WIB