Denpasar (Antara Bali) - Harga gabah kering panen (GKP) pada tingkat petani di Bali pada bulan Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,74 persen, dibandingkan bulan sebelumnya, November 2015.
"Demikian pula harga gabah di tingkat penggilingan naik sebesar 1,58 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, harga gabah tersebut jauh di atas harga patokan pemerintah (HPP) yakni di tingkat petani sebesar Rp4.735,63 per kilogram dan ditingkat penggilingan Rp4.802,57 per kilogram.
Transaksi gabah kering panen tertinggi di tingkat petani terjadi di Kabupaten Buleleng sebesar Rp5.050 per kilogram untuk varietas Ciherang. Sedangkan harga terendah terjadi di Kabupaten Gianyar dengan harga Rp4.260/kg untuk varietas Ciherang.
Panasunan Siregar menambahkan, harga gabah tersebut merupakan hasil pemantauan harga gabah yang dilakukan di tujuh kabupaten dari sembilan kabupaten/kota di Bali.
Musim kemarau yang melanda wilayah Bali seiring dengan berlangsungnya El Nino mengakibatkan melorotnya produksi padi dari 319.000 ton gabah kering giling (GKG) pada triwulan II-2015 menjadi hanya 158.000 ton pada triwulan III- 2015.
Penurunan produksi secara signifikan itu merupakan salah satu Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan pada triwulan III 2015 mengalami perlambatan pertumbuhan.
Produksi padi di Bali berdasarkan angka ramalan kedua (Aram II) tahun 2015 diperkirakan sebesar 850.965 ton gabah kering giling (GKG) atau menurun 0,81 persen (6.979 ton) dibanding tahun 2014.
Menurunnya produksi tersebut diperkirakan terjadi karena berkurangnya luas panen 2.658 hektare (1,86 persen), meskipun produktivitas mengalami kenaikan sebesar 0,65 kwintal (1,08 persen.
Berkurangnya luas panen sebagai dampak dari musim kemarau itu paling tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan yang mencapai 1.924 hektare (5,22 persen), menyusul Kabupaten Karangasem 1.069 hektare (8,77 pesen) dan Kabupaten Buleleng 830 hektare (3,74 persen).(WDY)