Denpasar (Antara Bali) - Kuliner lawar cumi di arena "Denpasar Festival atau Denfest Ke-8" diminati pengunjung, baik masyarakat lokal maupun wisatawan.
"Sajian menu lawar cumi memang unik dan rasanya cocok menjadi makanan favorit," kata Yuni, seorang wisatawan asal Surabaya, saat ditemui di ajang Denfest di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan keunikan yang lain adalah daging cumi setelah dimasak menjadi lembut dan dicampur dengan sedikit kelapa parut.
"Saya suka dengan makanan tradisional, terlebih berbahan dari ikan laut atau cumi seperti ini," ucapnya.
Pemilik anjungan lawar cumi Warung Piring Mas Ida Ayu Priti mengaku pihaknya mencoba memasak cumi menjadi sajian lawar.
"Memasak cumi tidaklah sulit. Adonan lawar cumi hampir sama dengan membuat adonan lawar ayam," katanya.
Prita mengatakan menjual lawar cumi karena ingin berinovasi untuk memeriahkan Denpasar Festival yang merupakan ajang terbesar dipengujung tahun.
Selain itu, kata dia, struktur cumi hampir sama dengan bahan lawar yang lainnya. Namun yang menarik cumi dijadikan lawar karena struktur daging cumi rasanya lebih lembut dan kenyal. Sehingga lawar cumi rasanya menjadi lebih gurih dibanding lawar lainnya.
Meski daging cumi memiliki kolestrol tinggi, namun tidak berminyak seperti halnya daging babi. Masyarakat pun bisa menikmati lawar cumi dengan mengeluarkan kocek sebesar Rp25 ribu satu porsi dan dilengkapi dengan lauk lainnya.
Harga tersebut relatif murah dibandingkan dengan harga cumi mentahnya. Ia mengatakan mesti baru pertama ikut serta di kuliner ajang Denpasar Festival, namun sejak dibuka sudah cukup ramai pengjung menikmati lawarnya.
"Sejak hari pertama sajian lawar cumi pengunjung ramai yang menikmati. Mulai dari wisatawan hingga masyarakat lokal karena mereka penasaran dengan sajian yang satu ini. Bumbu yang digunakan tidaklah berbeda dengan membuat lawar seperti biasa, baik daging ayam maupun daging lainnya," katanya. (WDY)