Jayapura (Antara Bali) - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef
Sjamsoeddin menegaskan ke depan perusahaan akan lebih terbuka, khususnya
menyangkut proses perpanjangan kontrak karya.
"Kalau masa lalu tertutup, saya transparan. Jadi ini kita tidak
usahlah berpikiran masa lalu begini, mari kita cari apa yang terbaik
untuk ke depan," katanya di Jayapura, Minggu.
Ia menyatakan Freeport terus berupaya membuka ruang komunikasi
dengan regulator untuk menemukan solusi yang bisa mengakomodasi
kepentingan banyak pihak.
"Kalau di masa lalu ada yang kurang, mari kita duduk dan bicara
bersama-sama, mungkin aturan di masa lalu tidak lagi pas dengan kondisi
di saat ini karena sudah ada undang-undang yang mengatur," ujarnya.
"Freeport itu sebagai aset nasional yang di-capitalize oleh
pemodal asing, tapi aset itu ada di dalam NKRI, dalam hal ini ada di
Papua. Jadi tentu kita tidak boleh mengabaikan keberadaannya di mana,
harus memberikan kontribusi, harus mematuhi aturan di mana aset itu
berada," katanya.
Ia menambahkan manajemen Freeport akan terus berkomunikasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
"Seperti Gubernur sudah mengatakan tentang divestasi, ini tetap
harus komunikasi. Jangan kita sudah mengetahui ada hal di masa lalu yang
merugikan, jangan terulang," kata Maroef.
"Kita tidak
menginginkan manis di depan kemudian pahit di belakang, mari kita bicara
terus untuk mencari jalan yang tepat. Jadi hal-hal yang kita
komunikasikan secara berkelanjutan tetap harus terjadi, jangan sampai
keluar kesimpulan-kesimpulan yang prematur sehingga masyarakat tidak
jelas melihatnya," katanya. (WDY)
Freeport Janji Lebih Terbuka Soal Perpanjangan Kontrak
Minggu, 27 Desember 2015 10:56 WIB