Jayapura (Antara Bali) - Gubernur Papua Lukas Enembe berharap pemerintah
segera memberi kepastian atas bisnis PT Freeport Indonesia (Freeport)
di Papua demi kepentingan nasional.
"Kami tidak bicara kontrak Freeport harus segera dinyatakan
diperpanjang. Waktunya sudah diatur dalam UU. Untuk mencapai itu butuh
tahapan dan prosedur panjang. Karena itu perlu kepastian untuk melakukan
tahapan itu," katanya menjawab pertanyaan wartawan di Jayapura, Jumat
malam.
Lukas yang didampingi Direktur Utama Freeport Maroef Sjamsoeddin
yang datang menghadiri "open house" perayaan Natal di kediamannya itu
mengatakan, Jakarta harus bicara yang sama tentang keberadaan Freeport
yang telah dibangun dengan investasi yang besar itu.
Menurut dia, keberadaan Freeport tidak hanya berdampak terhadap
pembangunan ekonomi di Papua juga nasional, serta terhadap politik dan
Negara Kesatuan RI.
Ia mengatakan kalaupun akhirnya pemerintah memperpanjang kontrak
Freeport di Papua, maka pemda mengharapkan mendapat 10 persen dari 30
persen saham yang direncanakan akan didivestasikan.
"Kami masih mengkaji masalah itu, terutama tentang pendanaannya," katanya.
Namun ia menegaskan saham yang diharapkan itu tidak akan jatuh pada
siapa pun. "Yang jelas kami tidak memberikannya kepada swasta. Kami
masih mencari cara yang terbaik," katanya.
Ia juga mengharapkan memperoleh bagian pajak badan PT Freeport
sebesar 10 persen. Selama ini Freeport tetap membayar 35 persen, padahal
ketentuan mengharuskan hanya 25 persen.
Dikatakannya bahwa ia akan menyampaikan masalah yang berkaitan
dengan Freeport itu dan posisi Pemprov Papua kepada Presiden Joko Widodo
yang akan berkunjung ke Papua.
Sementarara itu Maroef Sjamsoeddin mengatakan menyambut baik upaya
komunikasi yang dilakukan Freeport sebagai investor dan Pemprov Papua
maupun pusat sebagai regulator.
"Kita memang harus sama dalam memandang kelanjutan investasi perusahaan yang merupakan aset nasional ini," katanya.
Maroef juga mengatakan ia mengajak semua pihak untuk membahas
bersama dengan melihat peraturan yang ada, khususnya jika pada masa lalu
ada hal-hal yang negatif berkaitan dengan keberadaan Freeport.
"Mari kita lihat apa yang lebih baik buat masa depan. Kalau dulu dianggap tertutup, saya kini transparan," kata Maroef.
Sebelum menghadiri "open house" perayaan Natal yang diselenggarakan
Gubernur Papua, pada Jumat siang Maroef juga menghadiri "open house"
yang diselenggarakan Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi
serta Wakilnya Irene Manibuy di Manokwari secara terpisah.(WDY)
Pemerintah Harus Beri Kepastian Bisnis Freeport
Sabtu, 26 Desember 2015 14:00 WIB