Denpasar (Antara Bali) - Harga hasil perkebunan yang digeluti petani Bali rata-rata mengalami kenaikan pada akhir tahun 2015 seperti halnya kopi robusta maupun arabika, kakao dan mete naik antara Rp1.000 per kg, sedangkan vanili, tembakau, cengkeh tetap stabil.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Rabu mengakui sejumlah harga hasil perkebunan rakyat di daerah ini mengalami kenaikan, namun angkanya cukup fluktuasi selama periode tahun 2015.
Ada pun harga hasil perkebunan rakyat daerah ini per 4 Desember 2015 adalah sebagai berikut. Kopi arabika jenis OSE WP mencapai Rp61.000 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp60.000 per kilogram, kopi robusta Rp31.000 per kilogram dari sebelumnya Rp31.000 per kilogramm.
Kakao biji Fermentasi Rp36.500 dari sebelumnya Rp34.400 per kilogram, biji non fermentasi Rp32.000 naik dari Rp31.400 per kilogram. Jambu mete biji gelondong biasa naik menjadi Rp14.000 per kilogram, biji gelondong organik Rp17.000 per kilogram.
Cengkeh bunga kering Rp 98.000 per kilogram, gagang kering Rp20.000 per kilogram. vanili polong basah Rp20.000 per kilogram, tembakau Rp 41.000 per kilogram.
Dewa Made Buana Duwuran menambahkan, harga kopi yang selama ini menjadi mata dagangan ekspor tampaknya naik mengikuti perkembangan harga internasional di tingkat petani di kabupaten Jembrana, Buleleng maupun di kabupaten Bangli, baik itu jenis arabika maupun robusta.
Kopi arabika Kintamani yang berada di daerah berhawa sejuk itu telah mendapatkan sertifikat IG diharapkan akan semakin bergairah para petani dalam memperluas areal tanamnya dan semakin laku ke pasaran mancanegara, harap Dewa Made Buana.
Ia mengakui, harga hasil perkebunan yang ada di Bali cukup stabil belakangan ini akan membantu dalam meningkatkan pendapatan petani, sebab lancar perdagangan hasil perkebunan di dalam negeri maupun ekspor cukup disyukuri. (WDY)
Harga Hasil Perkebunan Bali Naik Akhir Tahun
Rabu, 9 Desember 2015 14:40 WIB