Denpasar (Antara Bali) - Waterbom sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang wahana air di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Bali melakukan penanaman sekitar 1.000 pohon bakau di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali selatan.
"Penanaman pohon bakau melibatkan seluruh karyawan dan masyarakat setempat pada Sabtu sore," kata General Manajer Waterbom Bali, Sayan Gullino di Denpasar, Minggu.
Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali selatan pada hamparan lahan seluas 1.373 hektare menjadi sasaran penanaman pohon bakau, mengingat ada sejumlah lahan yang masih kosong.
Kawasan menghijau sepanjang jalan arteri Sanur-Nusa Dua itu adalah proyek percontohan hutan bakau, kerja sama antara Kementerian Kehutanan dengan "Japan International Cooperation Agency-JICA".
Dari pantauan di lokasi, areal tempat wisata hutan mangrove yang dikelilingi puluhan ribu pohon, sore ini terlihat ramai dengan aktivitas warga yang berkumpul di lokasi.
Ratusan warga yang berasal berbagai daerah di Bali maupun luar daerah ikut ambil bagian dalam gerakan penanaman seribu pohon bakau.
Sayan Gullino mengatakan, penanaman seribu pohon bakau untuk menjaga kelestarian hutan mangrove, sehingga mampu menyerap air hujan dengan harapan Kota Denpasar dan sekitarnya terhindar dari banjir pada musim hujan.
"Semoga dengan adanya penanaman tambahan 1000 pohon di areal tempat wisata mangrove ini kami bisa ikut serta menjaga keuntuhan dan kelestarian hutan mangrove," ujarnya.
Ia mengaku senang ikut serta menanam 1000 pohon bersama warga masyarakat, karena dengan melakukan penanaman itu dengan harapan mampu menjaga kelestarian lingkungan.
Penanaman mangrove di lingkungan pantai sekaligus mendukung program konservasi pantai di Bali, dan menjadi tempat hidup berbagai jenis ikan dan hewan laut lainnya.
Dari aspek lingkungan, penanaman mangrove juga dapat bermanfaat dalam aspek ekonomi, karena tanaman bakau bisa diolah menjadi berbagai produk makanan dan minuman, seperti sirup, sabun, kue, tepung dan dodol.
Selain itu mangrove juga mampu menjadi habitat sekaligus tempat budidaya kepiting yang bernilai ekonomis, dan dapat dikelola sehingga menjadi kawasan ekowisata terpadu.
Proyek percontohan hutan bakau di Bali secara tidak langsung menjadi objek wisata yang cukup diminati masyarakat maupun wisatawan mancanegara.
Dalam setahun tidak kurang dari 6.000 wisatawan mancanegara atau setiap bulannya rata-rata 500 orang ikut jalan-jalan ke dalam kawasan hutan bakau.
Belum lagi masyarakat setempat setiap sore rekreasi ke dalam kawasan hutan, yang telah dilengkapi dengan fasilitas tempat duduk, tempat bermain dan tempat memacing di sungai-sungai kecil.
Kawasan hutan bakau di atas hamparan seluas 1.373 hektare juga ditumbuhi pepohonan mengandung aneka jenis tanaman obat-obatan yang dapat penyembuhkan berbagai jenis penyakit.
Aneka jenis tanaman obat-obatan yang tumbuh secara liar diantara tanaman bakau itu mengandung khasiat yang luar biasa. Bagian dari pohon bakau itu ada yang mengandung bahan yang dapat dicampurkan dengan menu makanan lain sehingga menu yang dihidangkan menjadi lebih enak dan lezat, (WDY)