Kuta (Antara Bali) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan berupaya
meningkatkan kualitas jaminan sosial salah satunya melalui
penyelenggaraan konferensi dunia yang digelar oleh serikat pekerja
institusi itu.
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri yang membuka konferensi dunia
mengenai jaminan sosial di Kuta, Kabupaten Badung, Selasa, menyatakan
bahwa dalam mewujudkan kualitas jaminan sosial yang lebih baik itu,
Indonesia masih dihadapkan pada tantangan dalam masa transisi ekonomi
informal ke ekonomi formal.
"Ekonomi informal masih mendominasi seperti sektor pertanian,
perikanan dan perkebunan. Ekonomi informal itu agar mereka bisa
mendapatkan akses lebih baik dari sistem perlindungan sosial, tentunya
harus ditransformasi ke ekonomi formal," ucapnya.
Guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia pekerja di sektor
informal, maka pihaknya mendorong percepatan peningkatan kompetensi
tenaga kerja dan percepatan sertifikasi kompetensi.
"Percepatan peningkatan kompetensi ini dengan mendorong agar mereka
memiliki kompetensi bidang tertentu untuk dibekali sertifikasi
kompetensi," ucapnya.
Sementara itu Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G.
Masassya mengatakan bahwa dalam konferensi dan lokakarya dunia pertama
kali digelar itu juga dibicarakan terkait skema jaminan sosial termasuk
menerima masukan dan kajian terkini dari negara lain yang juga
menerapkan jaminan sosial serupa kepada para pekerjanya.
"Semua jaminan sosial (negara peserta) itu memdiskusikan sejumlah
masukan dan kajian terkini agar bagaimana mewujudkan jaminan sosial
lebih baik agar bisa diwujudkan masyarakat pekerja yang terlindungi dan
lebih sejahtera," katanya.
Ketua Serikat Pekerja BPJS Ketenagakerjaan, Abdur Rahman Irsyadi
mengharapkan kepada pemerintah dan instansi terkait lainnya agar
mengintensifkan upaya edukasi terkait jaminan sosial mulai usia sekolah
mengingat sebagian di antara mereka merupakan calon pekerja.
"Selama tidak ada edukasi pemerintah dan pemangku kepentingan lain,
saya rasa perjalanan untuk melindungi pekerja belum optimal. Harus ada
sasaran. Edukasi bisa dimulai dari saat sekolah dan mahasiswa," ucapnya.
Konferensi dunia terkait jaminan sosial itu dihadiri organisasi
jaminan sosial dan pekerja lembaga jaminan sosial dari 19 negara seperti
Amerika Serikat, Afrika, Eropa, Australia dan Asia.
Konferensi tersebut mendiskusikan sejumlah di antaranya menyangkut
pengalaman dunia internasional dalam pelaksanaan program jaminan
pensiun, manajemen kesehatan dan keselamatan kerja serta asuransi
kesehatan.
Selain itu manfaat tambahan kepesertaan jaminan sosial, jaminan
sosial untuk sektor informal, pengawasan dan pemeriksaan program jaminan
sosial serta manajemen perlindungan jaminan sosial bagi arus pertukaran
perburuhan internasional. (ADT)
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Kualitas Jaminan Sosial
Selasa, 20 Oktober 2015 14:53 WIB