Negara (Antara Bali) - Pemkab Jembrana membangun jalur lingkar utara, untuk mengurangi kepadatan kendaraan di jalan raya Denpasar-Gilimanuk, dengan cara membuat jembatan yang menghubungkan antar desa.
"Meskipun jaraknya lebih jauh dibandingkan jalan utama Denpasar-Gilimanuk, jalur lingkar utara ini bisa menjadi alternatif bagi kendaraan ringan seperti sepeda motor dan mobil pribadi. Dengan melewati pedesaan, ada nilai lebih dari sisi pemandangan alamnya," kata Bupati Jembrana I Putu Artha, saat mengecek pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Manistutu dengan Tukadaya, di Kecamatan Melaya, Kamis.
Ia menargetkan, jembatan di desa-desa ini akan terhubung dari Kecamatan Melaya hingga Desa Pengragoan, Kecamatan Pekutatan yang merupakan ujung timur Kabupaten Jembrana.
Menurutnya, saat ini tinggal beberapa desa saja yang belum terhubung seperti Kelurahan Tegalcangkring dengan Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo.
"Kalau dari Kecamatan Melaya hingga Jembrana, sudah bisa melewati jalur alternatif ini. Di Kecamatan Mendoyo dan Pekutatan juga sudah mulai dibangun jembatan dengan tujuan yang sama," ujarnya.
Selain sebagai jalur alternatif, adanya infrastruktur transportasi ini menurutnya, juga bermanfaat bagi masyarakat desa, yang biasanya harus melewati jalan memutar.
"Anak-anak sekolah juga tidak perlu lagi menempuh jarak yang terlalu jauh. Sementara warga, dimudahkan dalam mengangkut hasil bumi," katanya.
Karena diperuntukkan untuk jalur alternatif, ia mengingatkan pemborong untuk bekerja sesuai spesifikasi, serta menjaga kualitas bangunannya.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Jembrana I Wayan Sudiarta mengatakan, sejak tahun 2012 hingga 2014 sudah dibangun 10 jembatan yang menghubungkan desa, sementara tahun 2015 sedang dikerjakan dua jembatan baru.(GBI)