Kediri (Antara Bali) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Mohamad Nasir menegaskan, penggunaan mobil ramah lingkungan menjadi
salah satu mobil pilihan guna mengurangi kebutuhan bahan bakar minyak
(BBM) sehingga harus dikembangkan.
"Saya mengapresiasi peluncuran mobil listrik ramah lingkungan ini.
Jika ini dikembangkan, maka bisa menjadi mobil pilihan," katanya saat
kegiatan peluncuran mobil berbahan bakar energi alternatif, yaitu
berbahan bakar panas matahari dan listrik di kampus Politeknik Kediri,
Jawa Timur, Minggu.
Ia mengatakan, kebutuhan energi di Indonesia cukup besar, sementara
untuk bahan bakar terbatas. Untuk itu, perlu dikembangkan berbagai
bahan bakar alternatif, salah satunya dengan memanfaatkan aliran listrik
ataupun dengan menggunakan panas matahari.
Saat ini, pemerintah juga terus mengembangkan berbagai macam energi
alternatif, seperti bioetanol serta sejumlah energi alternatif lainnya.
Bahan bakar tersebut masih melimpah dan bisa digunakan untuk bahan
bakar.
Ia berharap, berbagai macam riset salah satunya yang dilakukan di
kampus Politeknik Kediri dengan mobil ramah lingkungan yang memanfaatkan
bahan bakar non-minyak dan gas bumi, selalu dikembangkan.
"Untuk politeknik ini perlu ditingkatkan. Adanya kompetensi juga makin baik," ujarnya.
Ia juga mengatakan, pemerintah juga berencana mengembangkan
pemanfaatan energi alternatif untuk kendaraan umum atau angkutan massal.
Nantinya, direncanakan bus yang ada di Jakarta, memanfaatkan energi
listrik.
Saat ini masih dilakukan uji dan studi banding ke negara lain.
Salah satunya adalah Finlandia yang menerapkan kebijakan bus listrik
untuk angkutan umum.
Di Jakarta, menurut dia, penelitian dilakukan untuk bus 30
penumpang dengan baterai 1,5 ton bermasa isi ulang baterai hingga tujuh
jam.
Sementara itu, ia mencontohkan, di Finlandia bus
berkapasitas 60 kursi dengan isi baterainya hanya 1,5 kuintal bermasa
isi ulang relatif lebih pendek, hanya sekitar lima menit.
"Harus belajar lagi, dan ini penting," pungkasnya.
Mahasiswa Politeknik Kediri membuat mobil dengan bahan bakar energi
alternatif, yaitu dengan energi surya serta listrik. Mobil itu
diluncurkan di hadapan Menristek dan sudah melakukan uji.
Uji kedua mobil yang berbahan bakar energi alternatif itu lancar.
Mobil bisa melaju kencang dan tidak mogok saat diuji. Pembuatan mobil
itu dilakukan sebagai penilaian akhir kelulusan para mahasiswa.
Dosen pembimbing sekaligus Ketua Jurusan Teknik Mesin Kampus
Politeknik Kediri Putut Jatmiko Dwi Prasetyo, mengatakan pembuatan mobil
ini masih generasi pertama, dan di akhir tahun nantinya akan
dikembangkan lagi.
"Untuk awal, speksifikasi belum tinggi dan di akhir 2015 kami akan kembangkan lagi," katanya.
Ia berharap, pemerintah memberikan ruang gerak bagi kampus untuk
selalu melakukan riset. Ke depan, diharapkan mobil ramah lingkungan ini
bisa diproduksi secara massal. (WDY)
Menristek: Mobil Ramah Lingkungan jadi Pilihan
Minggu, 14 Juni 2015 21:48 WIB