Jakarta (Antara Bali) - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno
mengisyaratkan bahwa pemerintah segera membubarkan Pertamina Energy
Trading Ltd atau PT Petral, anak usaha PT Pertamina yang ditugasi dalam
hal ekspor-impor minyak.
"Insya Allah tahun ini (sudah ada
keputusan). Saya sudah mendapat laporan dari Pertamina, selanjutnya saya
akan sampaikan kepada Bapak Presiden (Jokowi) untuk mengambil
keputusan," kata Rini di sela Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di
Jakarta, Jumat.
Meski begitu, Rini menuturkan sejauh ini laporan dari Pertamina baru menyangkut soal operasional Petral. "Saya meminta yang detil lagi termasuk menyangkut hukum dan karyawannya," ujar Rini.
Ia menjelaskan pembahasan sejauh ini baru menyangkut operasional Petral yang sudah banyak dialihkan ke Jakarta. "Sejak
Januari 2015 mereka (Pertamina) mulai melakukan pembelian langsung dari
Jakarta. Tidak lagi melalui Singapura," ujar Rini.
Dengan pola
pembelian langsung yang dilakukan Pertamina tersebut, ditambahkannya,
semua berjalan lancar, sehingga dapat diketahui bahwa Petral tidak lagi
dibutuhkan. "Inilah yang saya minta lagi detilnya dari Pertamina supaya bisa melaporkannya ke Presiden," ujarnya.
Sejumlah
kalangan menilai bahwa Petral merupakan perusahaan tempat korupsi para
pejabat dan petinggi-petinggi lama Pertamina. Perusahaan ini juga
dijadikan "mainan", guna mendapatkan komisi dari ekspor impor minyak
bagi orang-orang tertentu, karena berdomisili di Singapura sehingga
sulit untuk dikontrol.
Petral merupakan anak perusahaan yang
didirikan pada 1976 berdasarkan Companies Ordinance Hong Kong, yang
99,83 persen sahamnya dimiliki oleh Pertamina. Petral memfokuskan
kegiatan usaha untuk mendukung Pertamina memenuhi kewajiban untuk
memasok dan memenuhi permintaan (ekspor impor) minyak dan gas di
Indonesia. (WDY)
Menteri BUMN Isyaratkan Pemerintah Segera Bubarkan Petral
Jumat, 24 April 2015 15:23 WIB