Denpasar (Antara Bali) - Bali menghasilkan devisa sebesar 6,48 juta dolar AS dari pengapalan tekstil dan produk tekstil (TPT) selama Februari 2015, meningkat 19,20 persen dibandingkan bulan sebelumnya (Januari 2015) yang tercatat 5,44 juta dolar AS.
"Sedangkan jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (Februari 2014) meningkat 2,22 persen karena bulan itu mengantongi 6,34 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Panasunan Siregar di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, TPT tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 15,84 persen dari total ekspor Bali pada bulan Februari mencapai 40,93juta dolar AS. Perolehan devisa tersebut meningkat 7,49 persen dibanding bulan Januari 2015 yang tercatat 38,08 juta dolar AS.
Sedangkan selama tahun 2014 TPT menghasilkan devisa 109,99 juta dolar AS, menurun 9,36 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 121,35 juta dolar AS.
Sedangkan untuk volume berkurang 39,25 persen dari 11,54 juta potong pada tahun 2013 menjadi 57,75 juta potong pada tahun 2014.
Panasunan Siregar menjelaskan, TPT yang menembus pasaran luar negeri itu antara lain berupa pakaian untuk semua umur hasil sentuhan tangan-tangan terampil wanita Bali.
TPT merupakan salah satu dari enam jenis hasil industri skala rumah tangga yang mampu menembus pasaran ekspor dan lima jenis komoditas lainnya meliputi ikan dalam kaleng, komponen rumah jadi, kerajinan plastik, sepatu dan tas.
Panasunan Siregar menambahkan, ekspor pakaian jadi bukan rajutan itu paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat yakni 17,41 persen, menyusul Jepang 3,50 persen, Singapura 6,58 persen, Australia 10,48 persen, Perancis 16,80 persen dan Spanyol 1,75 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Hong Kong 8,15 persen, Italia 7,08 persen Inggris 5,54 persen, Belanda 1,22 persen dan 21,48 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya.
Pakaian jadi bukan rajutan yang menembus pasaran luar negeri itu dirancang dengan disain yang unik dan menarik, termasuk dipadukan dengan manik-manik yang disenangi konsumen mancanegara, ujar Panasunan Siregar. (WDY)