Denpasar (Antara Bali) - Bali memiliki sekitar 800 unit penggilingan padi tersebar di pelosok perdesaan yang berperan penting dalam mengolah gabah hasil petani menjadi beras yang siap dikonsumsi.
"Namun dari ratusan penggilingan padi itu hanya 20 persen atau 160 unit di antaranya yang memenuhi syarat untuk menerima kucuran kredit lembaga usaha ekonomi pedesaan (LUEP) yang disediakan Pemprov Bali," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardana di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, ratusan penggilingan padi lainnya tidak memenuhi syarat memperoleh kredit berbunga ringan yakni dua persen per tahun lewat Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali karena tingkat pecahan beras yang dihasilkan cukup tinggi. Hal itu akibat menggunakan mesin penggilingan yang tidak memenuhi syarat, sehingga pemberian modal kerja bagi usaha penggilingan padi dilakukan secara ketat.
Wisnuardana menjelaskan, usaha penggilingan padi yang mendapat bantuan modal kerja sesuai dengan tingkat kemampuan mengolah dana yang bervariasi antara Rp50 juta hingga Rp350 juta itu dilakukan secara ketat. Syarat tersebut antara lain pengelola penggilingan padi harus menggunakan mesin yang standar sehingga mampu menghasilkan beras yang berkualitas, memiliki lantai jemur gabah dan membeli gabah hasil petani sekitarnya.
Selain itu pengembalian kredit sebelumnya lancar, tidak pernah menunggak tanpa cacat. Rekomendasi untuk memperoleh kemudahan kredit penguatan modal dikeluarkan oleh Gubernur Bali atas rekomendasi dari persatuan penggilingan padi (Perpadi) di masing-masing kabupaten/kota. Wisnuardana menambahkan, Pemprov Bali menyediakan dana untuk mengamankan harga produksi gabah petani sebesar Rp29,2 miliar pada 2015 yang disalurkan lewat lembaga usaha ekonomi pedesaan (LUEP) yang tersebar di daerah ini.
Dana yang bersumber dari APBD Bali itu meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp28,2 miliar untuk membantu LUEP dalam menampung gabah petani. Modal kerja bagi LUEP selain untuk pembeli gabah petani juga diarahkan pembelian hasil hortikultura dan mendukung operasional pengadaan benih. (WDY)