Padang (Antara Bali) - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) Sulistiyo mengutarakan Indonesia membutuhkan cetak
biru atau kerangka kerja detail pendidikan sebagai acuan dan pedoman
mewujudkan cita-cita bangsa.
"Presiden Joko Widodo telah mencanangkan revolusi mental, pendidikan
adalah cara yang paling efektif untuk mencapainya karena itu perlu ada
cetak biru," kata Sulistiyo di Padang, Sumatera Barat, Jumat malam.
Ia menyampaikan hal itu pada pembukaan Konferensi Kerja Nasional II
PGRI 2015 yang diikuti sekitar 521 peserta dari seluruh Tanah Air serta
dihadiri oleh Ketua DPD RI Irman Gusman dan Wakil Ketua MPR Oesman
Sapta.
Sulistiyo mengatakan, agar arah dan kinerja pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien merujuk kepada cetak biru tersebut.
Ia melihat, ada sejumlah persoalan bangsa yang perlu menjadi
perhatian yaitu penerapan revolusi mental, krisis kepribadian,
merosotnya wibawa negara, penegakan hukum serta kesiapan menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN.
"Untuk mengatasi permasalahan itu, perlu ada sikap dan kebijakan
yang tepat dari pemerintah dalam mengelola pendidikan dan guru yang
disusun dalam cetak biru," ujar dia.
Selain itu, sebagai bentuk ikut andil dalam mencari format terbaik
dalam pendidiakn, PGRI telah menerbitkan buku yang berjudul Pendidikan
untuk Transformasi Bangsa, Arah Baru Pendidikan dan Perubahan Mental
Bangsa.
Sementara, Ketua Pelaksana Konferensi Kerja Nasional II PGRI tahun
2015 Dasrizal mengatakan salah satu topik yang akan dibahas dalam
kegiatan ini adalah membuat cetak biru pendidikan.
"Cetak biru tersebut perlu menjadi proritas dan perhatian semua pihak karena menyangkut masa depan bangsa ini," kata dia.(WDY)
PGRI: Indonesia Butuh Cetak Biru Pendidikan
Sabtu, 24 Januari 2015 5:59 WIB