Jakarta (Antara Bali) - Kain bermotif batik yang menggunakan pewarna alami akan terlihat berbeda dengan yang menggunakan pewarna buatan.
"Warna alam cenderung tidak terang, lebih lembut," kata Tatang Elmy Wibowo, perajin batik asal Yogyakarta saat ditemui di acara IKEA Water Conference & Forum 2015, Sabtu (10/1) malam.
Menurut Tatang, sulit untuk membuat warna yang terang dengan bahan-bahan yang alami.
"Kecuali warna biru, masih bisa dibuat dengan jelas," kata pria yang menjual batiknya di Leksa Ganesha, Yogyakarta ini.
Tatang membuat batik tulis dengan pewarna alami seperti kayu tegeran dan kayu nangka untuk warna kuning, merah agak coklat dari kulit pohon mahoni, biru dari daun indigo, kulit buah jelawe atau mahoni untuk cokelat, dan hijau dari daun mangga.
Ia ingin memadukan unsur tradisional dengan memakai pewarna alami terhadap motif abstrak yang ia ciptakan.
"Kalau dengan pewarna alami warna lebih terbatas. Tantangannya bagaimana kita bisa menciptakan kombinasi warna," kata Tatang.
Cuci dengan sampo
Untuk merawat kain batik yang menggunakan pewarna alami, Tatang menyarankan untuk menggunakan lerak ketika mencucinya.
Bila tidak ada lerak, Tatang mengatakan dapat juga menggunakan sampo.
"Detergen lebih keras, lebih aman pakai sampo," jelasnya.
Menurut dia, mengucek kain batik tidak akan merusak warna namun tetap harus memperhatikan material kain tersebut. (WDY)
Cara Membedakan Batik Warna Alami dan Buatan
Minggu, 11 Januari 2015 8:25 WIB