Denpasar (Antara Bali) - Nelayan yang melakukan penangkapan ikan di laut menggunakan perahu motor tempel membutuhkan biaya operasional sebesar Rp 389.000 untuk setiap tripnya atau 32,72 persen dari nilai produksi yang dihasilkan Rp1,18 juta.
"Dengan demikian nelayan masih memperoleh keuntungan sebesar Rp800.000 atau 67,29 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, data tersebut diperoleh dari hasil Sensus Pertanian tahun 2013 yang dilakukan secara rinci terhadap komoditas perikanan dan kelautan serta tanaman kehutanan, sektor peternakan dan sektor pertanian.
Data akurat itu sangat diperlukan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik membangun kedaulatan pangan.
Panasunan Siregar menambahkan, biaya terbesar yang dikeluarkan nelayan adalah untuk upah pekerja yang mencapai Rp 209.000 atau 53,61 persen) dari seluruh biaya yang dikeluarkan tersebut.
Biaya operasional itu akan dapat ditekan oleh para nelayan, jika dalam aktivitas menangkap ikan di laut hanya menggunakan sarana perahu tanpa motor tempel.
Biaya operasional per tripnya hanya Rp92.000 atau 42 persen terhadap nilai produksi, sehingga memperoleh keuntungan sebesar Rp137.000 (59,91 persen).
Biaya terbesar yang dikeluarkan untuk upah pekerja yang mencapai Rp60.000 (65,16 persen) dari seluruh biaya yang dikeluarkan.
Dengan demikian nelayan dalam melakukan aktivitas di laut yang menggunakan perahu motor keuntungannya lebih besar, namun biaya operasionalnya lebih mahal dibandingkan hanya menggunakan perahu biasa, ujar Panasunan Siregar.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat, daerah ini meraih devisa sebesar 91,43 juta dolar AS dari ekspor hasil perikanan dan kelautan selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2014.
Perolehan tersebut menurun 2,78 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 94,05 juta dolar AS.
Perolehan devisa hasil perikanan dan kelautan itu mampu memberikan kontribusi sebesar 21,69 persen dari total ekspor Bali mencapai 421,50 juta dolar AS. (WDY)