Denpasar (Antara Bali) - Kondisi ekonomi konsumen di Bali pada triwulan III-2014 (Juli, Agustus dan September) diperkirakan mencapai 111,90 yakni kondisi ekonomi konsumen meningkat dengan tingkat optimisme yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya.
Meski demikian level optimisme itu sendiri justru menunjukkan penurunan. ITK triwulan III sedikit di bawah apa yang dicapai pada triwulan sebelumnya yakni sebesar 116,75," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, perlambatan capaian ITK tentu merupakan gereget dari perubahan yang terjadi pada masing-masing komponennya. Variabel pendapatan rumah tangga dengan nilai indeks 111,84 merupakan yang paling tinggi mengalami penurunan tingkat optimisme.
Sementara di sisi lain konsumsi rumah tangga adalah komponen yang relatif dapat mempertahankan optimisme dengan nilai indeks 113,19.
Panasunan Siregar menambahkan, pada triwulan IV-2014 ITK Bali diperkirakan akan mencapai 110,70 persen, dibandingkan dengan capaian triwulan III. Kondisi triwulan IV tetap mengindikasikan adanya perbaikan, meski dengan optimisme yang menurun.
Perlambatan pada ITK yang diprediksikan akan terjadi pada triwulan berikutnya akibat melambatnya tingkat optimisme pada pendapatan rumah tangga yang hanya mencapai 109,01.
Sementara itu rencana pembelian barang tahan lama justru menunjukkan kondisi sedikit lebih baik dengan capaian sekitar 113,73.
Kondisi ITK Provinsi Bali mengalami pelambatan cukup dalam pada triwulan III-2014. "Apa yang diperlihatkan oleh persepsi konsumen itu sedikit berbeda dengan apa yang ditampilkan oleh sejumlah indikator penting dalam ekonomi Bali seperti misalnya kedatangan wisatawan mancanegara," ujarnya.
Kunjungan wisman pada musim liburan tumbuh sekitar 17 persen, ideks persepsi tercatat menurun dari triwulan sebelumnya yakni dari 116,75 menjadi 111,90, Jika dicermati dalam kondisi antartahun, besaran ITK di triwulan ini kira-kira setara dengan apa yang terjadi di tahun 2011, saat ITK Bali mencapai 111,96.
Hal yang membedakan adalah faktor penopang dari ITK tersebut. Tahun 2011 faktor pendapatan menjadi penyangga utama di tengah rendahnya tingkat konsumsi masyarakat, ujar Panasunan Siregar. (MFD)
Optimisme Ekonomi Konsumen Bali Lebih Tinggi
Rabu, 5 November 2014 18:03 WIB