Jakarta (Antara Bali) - Bank Indonesia memprediksikan laju inflasi pada
September 2014 masih cukup terkontrol kendati pemerintah menaikkan harga
elpiji 12 kilogram menjadi Rp114.300 dari sebelumnya Rp92.800.
"Kalau menurut Bank Indonesia, indikasinya September cukup terkontrol.
Mudah-mudahan bisa lebih rendah dari Agustus," kata Deputi Gubernur
Senior BI Mirza Adityaswara saat ditemui usai raker dengan Badan
Anggaran DPR RI di Jakarta, Senin malam.
Inflasi Agustus 2014 mencapai 0,47 persen (mtm), melambat dari Juli
sebesar 0,93 persen (mtm), yang didorong oleh koreksi pada harga bahan
makanan dan tarif angkutan pasca Idul Fitri.
Mirza menuturkan, dampak kenaikan harga elpiji 12 kilogram memang akan
mempengaruhi inflasi namun kontribusinya relatif kecil dan masih sejalan
dengan pencapaian sasaran inflasi bank sentral.
Ia justru mencermati risiko inflasi terkait dengan kemungkinan
penyesuaian harga BBM bersubsidi pada triwulan IV-2014 yang akan
mempengaruhi laju inflasi secara keseluruhan.
"Kita kan belum bicara tentang kemungkinan kenaikan harga BBM bersubsidi
ya, apakah kenaikan itu akan terjadi di November, Desember, atau awal
tahun depan. Itu akan berpengaruh terhadap inflasi," kata Mirza.
Mirza mengatakan, setiap kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp1.000
per liter akan mengerek inflasi sebesar 1,1-1,2 persen, sedangkan jika
harga BBM bersubsidi dinaikkan Rp2.000 per liter, akan memberikan
sumbangan inflasi 2,2-2,4 persen.
"Kalau naiknya Rp3.000 per liter, ya, inflasinya 3,3-3,5 persen," ujar Mirza.
Mirza menambahkan, dalam beberapa bulan terakhir inflasi relatif masih
di bawah kontrol Bank Indonesia. Ia meyakini inflasi sepanjang 2014
masih akan sesuai dengan target BI yakni 4,5 plus minus satu persen.
"(Inflasi sepanjang 2014) tidak lewat dari 5,5 persen. Tapi ini tidak termasuk kenaikan harga BBM," kata Mirza. (WDY)
BI: Inflasi September Masih Terkontrol
Selasa, 23 September 2014 6:55 WIB