Tabanan, Bali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan berkomitmen untuk memperkuat sektor pertanian dan UMKM agar keseimbangan antara ketersediaan pasokan dan kebutuhan masyarakat terus terjaga sehingga harga pangan stabil dan inflasi tetap terkendali.
Hal tersebut disampaikan Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya saat High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Tabanan di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Tabanan, Bali, Rabu.
“Kami di Pemkab Tabanan berkomitmen mendukung langkah-langkah pengendalian inflasi dengan memperkuat sektor pertanian dan UMKM. Stabilitas harga bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga gerakan bersama seluruh masyarakat Tabanan,” katanya.
Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelaku UMKM dan petani, untuk terus memperkuat produksi dan distribusi pangan lokal sebagai upaya nyata menuju kedaulatan pangan.
Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Butet Linda Helina Panjaitan mengatakan kondisi inflasi Kabupaten Tabanan menunjukkan tren positif dan terkendali.
Hingga September 2025, inflasi Tabanan tercatat sebesar 1,88 persen secara tahunan (year-on-year) dengan deflasi bulanan sebesar -0,45 persen.
Capaian itu berada di bawah angka inflasi nasional sebesar 2,65 persen dan inflasi Provinsi Bali sebesar 2,51 persen, sekaligus menandakan stabilitas ekonomi daerah yang terjaga baik.
Menurut Linda, deflasi pada September 2025 utamanya disumbang oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan strategis seperti bawang merah, tomat, daging babi, cabai rawit dan bawang putih.
“Inflasi Tabanan hingga September 2025 tetap terkendali dalam sasaran 2,51 persen. Capaian ini menunjukkan koordinasi dan sinergi yang baik antara pemerintah daerah dan TPID dalam menjaga stabilitas harga pangan,” katanya.
Meski demikian, Linda mengingatkan bahwa potensi fluktuasi harga masih perlu diwaspadai, terutama menjelang perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan pada bulan November mendatang.
Ia menjelaskan pada periode hari raya, inflasi di Bali umumnya dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan bahan kebutuhan pokok dan sarana upacara keagamaan.
“Kebutuhan seperti canang sari, buah-buahan, dan kue tradisional biasanya mengalami kenaikan harga karena permintaan yang melonjak tidak diimbangi pasokan yang memadai. Hal ini menjadi perhatian bersama agar tidak berdampak signifikan terhadap inflasi daerah,” katanya, menambahkan.
Menanggapi capaian tersebut, Bupati Tabanan menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak, khususnya Bank Indonesia dan jajaran TPID Tabanan, atas kerja sama yang solid dalam menjaga kestabilan ekonomi daerah.
Ia menegaskan capaian inflasi yang rendah merupakan bukti nyata bahwa kerja kolaboratif antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, dan masyarakat berjalan efektif.
“Kita patut bersyukur karena inflasi Tabanan masih terkendali dan bahkan lebih rendah dari nasional maupun provinsi. Ini menunjukkan bahwa sinergi antara Pemkab Tabanan, TPID, dan seluruh komponen masyarakat berjalan baik. Namun demikian, kita tidak boleh lengah, apalagi menjelang hari raya di mana permintaan kebutuhan pokok biasanya meningkat,” ujar Komang Gede Sanjaya.
