Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan, pengembangan wisata bahari memiliki dua manfaat yang saling mendukung, yakni dari sisi sumber mata pencaharian masyarakat lokal, dan pelestarian lingkungan.
Gubernur Mangku Pastika mengatakan hal itu dalam sambutan tertulis dibacakan Kepala Dinas Pariwisata Bali, Anak Agung Gede Yuniartha dalam acara pertemuan ke-18 Inter-islands Tourism Policy Forum (ITOP), di Phuket, Thailand, Kamis.
Bali adalah salah satu dari empat pendiri ITOP, tiga lainnya adalah Provinsi Hainan (Tiongkok), Jeju (Korea), dan Okinawa (Jepang). Sejak didirikan 18 tahun silam, jumlah anggota ITOP bertambah terus, kini menjadi sepuluh provinsi kepulauan termasuk di antaranya Phuket, Thailand.
Dalam pertemuan di Phuket, tiap-tiap gubernur anggota ITOP menyampaikan program dan strateginya dalam pengembangan pariwisata yang disesuaikan dengan tema pertemuan tahun ini yakni "Sustainable Maritime Tourism Network" atau Jaringan Pariwisata Bahari Berkelanjutan.
Gubernur Pastika menambahkan, walaupun Bali mengembangkan pariwisata budaya dan menjadikan budaya sebagai daya tarik wisata utama, Pulau Dewata juga memiliki pantai dan taman laut yang indah untuk pengembangan wisata bahari.
Atraksi wisata bahari di berbagai tempat seperti Sanur, Tanjung Benoa, Uluwatu, Kuta, Lembongan dan Nusa Penida, Lovina, dan Amed baik untuk "snorkeling", "sea walker, diving", dan "parasailing".
"Pemuteran malahan terkenal di dunia atas keberhasilan merehabilitasi karang laut sehingga mampu menarik kembali wisatawan untuk menikmati wisata bahari di Bali utara," ujar Gubernur Pastika.
Pada awalnya, tambah Gubernur Pastika, karang laut di Pemuteran yang indah sempat rusak karena nelayan mencari ikan dengan menggunakan bom mematikan.
Atas bantuan pengusaha penyelam, pengusaha akomodasi, dan tokoh-tokoh masyarakat, diambil inisiatif untuk merehabilitasi. Berkat rehabilitas, masyarakat di Pemuteran kembali menikmati keuntungan aktivitas wisata bahari di tempat itu dengan menjadi pengantar turis menyelam atau berwisata snorkeling.
Hotel-hotel di sana kembali laku, dan lebih berkembang, ujar Gubernur Pastika.
Dalam pertemuan ITOP di Phuket, delegasi Bali mengundang Ketua Porgram Studi Magister Kajian Pariwisata, Prof I Nyoman Darma Putra untuk menyampaikan makalah tentang "marine tourism" di Bali.
Dalam makalahnya berjudul "Bali, between Cultural and Marine Tourism", Darma Putra menyampaikan bahwa wisata budaya dan wisata bahari di Bali saling mendukung untuk menambah daya tarik Pulau Dewata.
"Bali patut bersyukur memiliki begitu banyak dan mampu menawarkan sekian banyak daya tarik wisata bahari mulai dari surfing sampai underwater scooter," ujar Darma.
Menurut Darma, potensi wisata bahari sama kuatnya dengan wisata budaya, yang bisa disajikan Bali kepada jutaan wisatawan yang berkunjung ke Bali.
"Tanpa banyak daya tarik budaya dan wisata bahari, apa yang hendak disajikan Bali kepada 3,2 juta turis yang mengalir ke Bali setiap tahun," ujar Darma Putra.
ITOP Forum di Phuket berlangsung selama tiga hari, 20-22 Agustus 2014, sedangkan untuk forum tahun depan, telah disepakati Provinsi Jeju (Korea) sebagai tuan rumah. (WDY)