Denpasar (Antara Bali) - Peralatan untuk tindakan radioterapi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, rusak sehingga mengakibatkan ratusan pasien yang akan menjalani pemeriksaan dengan menggunakan alat tersebut harus rela antre lama.
"Ini disebabkan karena alat tidak bekerja secara maksimal. Namun, peralatan radioterapi itu masih bias digunakan dan terkadang satu pasien diambil hingga dua jam," kata Kepala Bidang Penunjang Medis RSUP Sanglah, dr Ken Wirasandhi, di Denpasar, Selasa.
Pihaknya masih menunggu proses pengajuan anggaran dana dari APBN untuk pengadaan alat tersebut. "Tercatat sekitar 200 pasien yang menjalani radioterapi sejak Januari hingga Juli 2014 dengan rata-rata 30 pasien setiap bulannya," ujarnya.
Untuk jadwal pasien yang sudah mendaftarkan diri untuk terapi, lanjut dia, harus menunggu hingga alat radioterapi didatangkan pada awal tahun 2015 mendatang.
Ken menuturkan bahwa akibat kurang berimbangnya jumlah pasien yang masuk dengan jumlah alat terapi yang disediakan menyebabkan antrean panjang untuk tindakan tersebut.
"Pasien yang sudah mendaftar lebih awal biasanya jadwal harus menunggu hingga berbulan-bulan karena pasien yang bisa diterapi dengan cepat yang sudah mengantri dari tahun lalu dan pasien rawat inap," ujanya.
Mengenai pengadaan alat baru, dipastikan baru bisa dilakukan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan karena harus didatangkan dari Kanada.
"Untuk proses terapi bisa dilakukan kurang lebih dua menit untuk satu pasien," ujarnya.
Pihaknya mengharapkan adanya bantuan alat baru dari APBN dapat mempercepat proses penanganan medis bagi pasien yang sudah lama mengantri.
"Semoga alat cepat bisa terpasang dan pasien tidak menunggu terlalu lama," ujar Ken. (WDY)