Denpasar (Antara Bali) - Pengembangan kesenian dan seni di daerah perkotaan perlu mendapat sentuhan "kearifan urban" agar kreativitas pelaku seni dapat memberikan peran dan kontribusi bagi kemanusiaan.
"Urbanitas sebagai fenomena budaya tidak hanya hidup dalam ruang fisik dan pemikiran kota, namun menambah ke ruang-ruang budaya di luarnya," kata Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Dr. Setiawan Saban MFA di Denpasar, Selasa.
Ketika tampil sebagai pembicara pada Seminar Seni Nasional yang digelar Program Pascasarjana (S-2) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, dia menilai kearifan urban juga perlu tetap pada radius-radius budaya tersebut.
Lewat pembacaan terhadap perkembangan dan kreativitas seni masa kini yang berdimensi pendidikan, teknologi, sosial budaya dan ekonomi sedang tergiring menuju keadaan transisional.
Kondisi demikian itu bukan hanya untuk proses berkesenian, namun juga berbudaya dalam kaitan dengan kehidupan individu dan masyarakat berbangsa dan bernegara dalam kompleksitas kemajemukan.
Prof Setiawan mengingatkan, jajaran ISI Denpasar lewat penjenjang studi sarjana dan pascasarjana menekankan pilar-pilar religi, budaya dan berbagai disiplin seni di dalamnya perlu mengambil prakarsa berbagai kolaborasi.
Kolaborasi itu menyangkut antarpilar dalam kegiatan tri dharma perguruan tinggi yang dapat dikemas agar menjelma menjadi sinergi kreativitas yang menyeluruh dan utuh agar tumbuih menjadi moralitas atau daya hidup yang dahyat dalam menyelesaikan permasalahan bangsa.
Jika hal itu menjadi kenyataan maka seni-seni dalam kontekske-Indonesia-an atau kenusantaraan masa kini akan menjadi keunggulan yang sejari, ujar Prof Setiawan. (WDY)