Yogyakarta (Antara Bali) - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada mengembangkan apron
antiradiasi berbahan kulit sintetis dengan filler timbal yang ringan dan
fleksibel yang diberi nama "Raden".
"Apron Raden (rompi antiradiasi pengion) itu diharapkan mampu
memproteksi tubuh dari paparan radiasi serta memberikan kenyamanan dan
kemudahan bagi para penggunanya," kata koordinator tim Akhmad Aji
Wijayanto di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, apron tersebut terdiri atas tiga lapisan. Lapisan atas
atau luar berupa kulit sintetis, lapisan tengah merupakan lapisan utama
berisi campuran bahan PVC (Polyvinile Chloride), DOP (Di-2-ethylexy
Phthalate), dan serbuk timbal (PbO dan PbCl2).
Lapisan berikutnya adalah lapisan dasar atau dalam berupa kain
sebagai penguat apron. Penggunaan berbagai bahan tersebut menjadikan
apron lebih fleksibel dan ringan, bahkan mampu menekan berat hingga 30
persen dibandingkan dengan apron pada umumnya.
Ia mengatakan rata-rata apron yang digunakan di rumah sakit
memiliki berat hingga 5 kilogram karena pembuatan yang menggunakan bahan
berlapis-lapis.
"Apron Raden dari segi produksi juga lebih hemat. Jika apron di
pasaran biasanya dijual diatas Rp2,5 juta, apron Raden menghabiskan
biaya produksi sekitar Rp1,5 juta," katanya.
Ia mengatakan tim telah melakukan uji atenuasi gama terhadap
berbagai macam variasi komposisi bahan untuk mengetahui kemampuan bahan
dalam menyerap radiasi gama dengan sumber Cs-137.
Komposisi itu terbaik dengan nilai koefisien atenuasi terbesar yang
selanjutnya digunakan sebagai bahan utama. Apron itu mampu menahan
paparan energi gama tingkat sedang hingga 662 keV.
Selain uji ateunasi gama, kata dia, juga dilakukan uji tarik dan
mulur bahan. Hasilnya diketahui material apron dari kulit sintetis itu
memiliki kekuatan tarik sebesar 500 N, melebihi standar SNI-1294 2009
yakni sebesar 180 N.
"Jika kemampuan mulurnya sampai 15 persen, maka masih dalam batas
standar kemampuan mulur bahan yakni antara 13-20 persen. Jadi apron itu
bersifat lentur dan fleksibel sehingga nyaman dipakai," katanya.
menurut dia, apron itu diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan
terhadap apron yang aman terhadap radiasi gama sedang serta memberikan
perlindungan terhadap radiasi bagi para penggunanya.
"Kami berharap karya tersebut dapat memberikan kontribusi positif
bagi perkembangan sistem proteksi dan keselamatan radiasi di Indonesia,"
katanya.
Anggota tim antara lain Faiz Asyifaa Mohtar, Sita Gandes Pinasti, Firliyani Rahmatia N, dan Anggraeni Ayu R. (WDY)
Mahasiswa UGM Kembangkan Rompi Kesehatan
Kamis, 17 Juli 2014 7:54 WIB