Yogyakarta (Antara Bali) - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM)
berhasil menemukan camilan yang berasal dari daun cincau hijau dan buah
salak yang berfungsi meningkatkan mekanisme sistem kekebalan tubuh
manusia.
"Ada banyak penemuan mahasiswa UGM yang berasal dari bahan-bahan
sederhana yang dapat ditemukan di sekeliling kita, namun sangat
berkontribusi bagi pembangunan Indonesia," kata Kepala Bagian Hubungan
Masyarakat dan Protokoler UGM Iva Ariani, di Yogyakarta, Rabu.
Senada dengan itu, mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah
Mada (UGM) Rendi Mahadi mengatakan, bahwa daun cincau hijau memiliki
senyawa yang menjadikan sel-sel makrofag tubuh lebih aktif dalam memakan
patogen. Selain itu, juga aktif dalam menangkal radikal bebas yang
masuk kedalam tubuh.
Rendi menjelaskan, mayoritas masyarakat Indonesia mengenal cincau
hijau, yaitu makanan kenyal yang berasal dari perendaman daun cincau
hijau, dan banyak digunakan sebagai campuran es buah. Selain memiliki
rasa yang enak, katanya, cincau juga kaya manfaat bagi kesehatan dalam
meningkatkan imunitas tubuh.
"Melalui pengelolaan daun cincau hijau ini yang relatif sangat
murah biayanya, diperoleh manfaat yang sangat tinggi bagi peningkatan
mekanisme sistem kekebalan tubuh manusia," terang dia.
Ia menambahkan, esktrak daun cincau hijau memiliki berbagai senyawa
metabolit sekunder seperti golongan senyawa tarpenoid, flavonoid,
fenolik, dan tanin. Senyawa metabolit sekunder tersebut dikenal
berfungsi sebagai imunomodulator dan antioksidan alami.
"Daun cincau hijau dapat menjadi salah satu solusi bagi masyarakat
dalam menjaga kesehatan tubuh, terutama bagi masyarakat yang memiliki
aktivitas padat setiap harinya," tutup Rendi.
Sementara itu, Nurwachid Arbangi, mahasiswa Fakultas Kedokteran
(FK) UGM mengatakan, buah salak kaya akan kandungan senyawa polifenol
dan flavonoid, yang mempunyai efek antikanker dan dapat mengaktifkan
respons imun.
"Flavonoid diketahui dapat meningkatkan aktivitas proliferasi
limfosit secara invitro sehingga berpotensi sebagai agen imunomodulator.
Melalui uji Nitric Oxide menunjukkan pemberian ekstrak salak dapat
meningkatkan imunitas dalam dosis tinggi, sedangkan pemberian dalam
dosis rendah akan menurunkan imunitas," kata dia.
Meski masih perlu penelitian lebih lanjut, ujar Nurwachid, buah
salak dapat digunakan sebagai alternatif obat peningkat sistem kekebalan
tubuh. Dengan memanfaatkan buah salak yang jumlahnya melimpah di
Indonesia diharapkan akan dapat mengurangi ketergantungan impor terhadap
obat-obatan peningkat imunitas tubuh. "Harapannya bisa digunakan
sebagai alternatif terapi yang murah dan mudah didapat di Indonesia,"
pungkasnya. (WDY)
UGM Temukan Camilan-Buah Peningkat Imunitas Tubuh
Rabu, 21 September 2016 9:31 WIB