Jakarta (Antara Bali) - Jenis-jenis kanker seperti melanoma, kanker
prostat dan beberapa tipe leukimia melemahkan tubuh dengan mengaktifkan
secara berlebihan sistem kekebalan.
Dalam Journal of Biological
Chemistry, para peneliti dari University of Copenhagen menunjukkan bahwa
selenium, yang secara alami ada dalam bawang putih dan brokoli, bisa
memperlambat respons berlebihan dari sistem kekebalan.
Sistem kekebalan tubuh dirancang untuk menghilangkan hal-hal yang tidak biasanya ditemukan di dalam tubuh.
Sel-sel yang mengalami perubahan, seperti sel-sel prekursor kanker, biasanya dikenali dan dibuang oleh sistem kekebalan tubuh.
Sayangnya
sel-sel kanker yang berbeda memiliki mekanisme yang menghalangi
kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali mereka sehingga
memungkinkan kanker berkembang bebas.
Sel-sel kanker tertentu
berlebihan mengekspresikan molekul-molekul imunostimulasi dalam bentuk
cair dan stimulasi yang berlebihan semacam itu berdampak negatif pada
sistem kekebalan tubuh.
"Kau bisa mengatakan bahwa
molekul-molekul perangsang secara berlebihan mengaktifkan sistem
kekebalan tubuh dan menyebabkannya runtuh, dan kami, tentunya, tertarik
untuk memblokir mekanisme ini," kata Professor Søren Skov dari
Department of Veterinary
Disease Biology, University of Copenhagen.
"Kami sekarang
memperlihatkan kalau senyawa selenium tertentu, yang secara alami
ditemukan misalnya dalam bawang putih dan brokoli, efektif memblokir
molekul imunostimulan khusus yang berperan dalam kanker-kanker agresif
seperti melanoma, kanker prostat dan beberapa jenis leukemia," jelasnya
seperti dilansir laman resmi University of Copengahen.
Dalam
studi ini, para peneliti fokus pada apa yang disebut ligan NGK2D yang
meliputi delapan varian dan salah satunya mendapat perhatian khusus dari
para peneliti karena diasumsikan berbentuk cair.
Menurut
mereka, pelarutan molekul menyebabkan masalah serius ketika kanker
mengganas. Seluruh aliran darah terinfeksi dan molekul itu oleh
karenanya digunakan sebagai penanda penyakit serius.
"Molekul-molekul
ditemukan pada permukaan sel-sel kanker dan terlarut
dalam darah orang yang sakit. Kami sekarang bisa menunjukkan bahwa
senyawa selenium tampaknya memiliki efek menguntungkan dalam penetralan
varian khusus ligan NGK2D - dalam bentuk cair dan ketika molekul berada
di permukaan sel," kata Professor Søren Skov.
Para peneliti terus mempelajari mekanisme penyakit yang menyebabkan kanker agresif dalam kulit, darah dan organ reproduksi.
"Overekspresi
yang terlihat dalam kanker seperti melanoma, prostat dan tipe tertentu
leukaemia merusak sistem kekebalan. Jika kita bisa menemukan cara untuk
memperlambat over-stimulasi, kita berada di jalur yang benar. Hasil yang
baru merupakan langkah kecil untuk obat kanker lebih baik dengan dampak
buruk lebih sedikit," katanya. (WDY)
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Selenium Tingkatkan Kekebalan Terhadap Kanker
Sabtu, 29 November 2014 10:52 WIB