Amlapura (Antara Bali) - Bupati Karangasem I Wayan Geredeg yang pernah berjanji mendatangkan investor untuk memperbaiki dan mengembangkan objek wisata Bukit Putung di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, diminta segera membenahi objek wisata tersebut.
"Bupati Karangasem bersama pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karangasem sempat melihat kondisi Bukit Putung belum lama ini. Bupati menjanjikan, dalam waktu dekat akan ada investor sehingga kejayaan bukit ini akan pulih seperti tahun sebelumnya," ucap Perbekel Duda Timur I Gede Pawana di Amlapura, Rabu.
Ia berharap bupati segera merealisasikan janjinya itu, karena kondisi tempat wisata alam Bukit Putung benar-benar memprihatinkan. Kondisi bangunannya sangat tidak terurus dan banyak ditumbuhi tanaman liar.
"Selain itu, pemandangan menarik kombinasi pegunungan dan lautan di kejauhan yang pernah membuat objek ini tenar hingga ke mancanegara mulai hilang karena tertutup oleh kebun salak dan pohon tinggi lainnya," ujarnya.
Ia menjelaskan akan mengajak warga setempat melakukan gotong royong untuk membersihkan tanaman yang tumbuh tidak tertata.
"Pohon gamal maupun tanaman salak ini sangat mengganggu, sehingga pengunjung tidak bisa melihat pemandangan laut secara penuh," ujarnya.
Ia melanjutkan, ketika sedang berjaya di era 1980-an, Bukit Putung diakui memberikan kontribusi yang cukup besar bagi masyarakat sekitarnya. Mengingat kejayaannya di masa lampau, nama Bukit Putung akan kembali orbitkan.
"Mudah-mudahan, rencana yang disampaikan bupati bisa segera terealisasi tahun 2011 mendatang," ujarnya.
Diakui Pawana, letak Bukit Putung sangat strategis. Dari atas perbukitan wisatawan yang datang bisa melihat dermaga kapal pesiar di Dusun Tanah Ampo, Manggis.
Saat ini, katanya, jalan dari Manggis ke Bukit Putung juga sudah diperbaiki dan kalau rencana ini bisa berjalan mulus, wisatawan asing yang datang melalui dermaga kapal pesiar bisa diajak langsung ke Bukit Putung.
"Dari Bukit Putung barulah para pemandu wisata bisa mengantarkan kemana keinginan para wisatawan itu. Apakah ke Pura Besakih, Ujung atau ke mana. Yang jelas saat turun dari dermaga kapal pesiar mereka diajak ke Bukit Putung dulu untuk makan," katanya.
Dulu, lanjut Pawana, masalah yang membuat pengusaha enggan mengelola Bukit Putung karena kesulitan mencari air. Penginapan di Bukit Putung biasanya membeli air untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun sekarang, seiring dibangunnya pipanisasi Telaga Waja, persoalan air mulai teratasi.
"Mudah-mudahan dengan terpenuhinya kebutuhan air membuat investor tertarik mengelola wisata alam Bukit Putung," katanya.
Ketua Kerta Desa Pekraman Duda Timur I Gusti Lanang Rai mengakui, wisata alam Bukit Putung yang dibangun 1975 silam kurang terurus. Obyek wisata ini memang sempat terkenal dan menjadi andalan Karangasem dalam mendulang PAD.
"Namun, seiring waktu, pengelolaan yang tidak jelas membuat kurang terurus dan ditinggalkan wisatawan. Dulu dari Bukit Putung bisa melihat hamparan sawah, tetapi sekarang dipenuhi tanaman salak yang tidak tertata," katanya.
Wisata alam Bukit Putung ini, kata Lanang Rai, juga dinilai sangat cocok untuk dikembangkan menjadi wisata spiritual yang sedang dikumandangkan pemerintah daerah. Karena selain tempatnya yang menarik juga lokasinya yang tenang.(*)