Negara (Antara Bali) - Warga korban abrasi di Dusun Pabuahan, Desa Banyubiru, menagih janji kepada Bupati Jembrana, I Putu Artha, karena beberapa waktu lalu ada sosialisasi pembangunan pemecah ombak di wilayah tersebut.
"Dulu kami pernah mengikuti sosialisasi, katanya disini akan dibangun revetment atau pemecah ombak. Sekarang sudah bulan enam proyek tersebut belum ada," kata Darmawan, salah seorang warga, saat Artha berkunjung ke dusun tersebut, Selasa.
Ia mengaku, saat sosialisasi disebutkan, pantai di tiga desa yang akan memperoleh proyek tersebut yaitu Cupel, Baluk dan Banyubiru.
Menanggapi pertanyaan warga ini, Artha mengatakan, untuk pembangunan senderan pemecah ombak menjadi wewenang pemerintah pusat, sementara tanggungjawab pihaknya adalah terhadap korban.
Untuk warga yang menjadi korban abrasi, ia mengaku, sudah memerintahkan dinas terkait untuk mengambil tindakan cepat, baik dengan menyediakan tenda pengungsian bagi warga, serta memberikan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
"Kalau bapak pernah mendengar janji itu saat sosialisasi, mungkin pembangunannya dimulai bertahap. Sekarang proyek tersebut sudah mulai dikerjakan, mungkin belum sampai disini," katanya.
Karena gelombang besar yang menyebabkan abrasi rutin terjadi di Jembrana, ia mengimbau warga di pinggir pantai untuk selalu waspada.
"Gelombang besar biasanya terjadi pada hari-hari tertentu. Saat waktu itu tiba, saya minta warga berhati-hati. Saya juga minta kepala desa untuk mendata warga yang menjadi korban, dan melaporkannya kepada kami untuk mendapatkan bantuan dari anggaran bantuan sosial," ujarnya.
Abrasi hebat seminggu terakhir di Kabupaten Jembrana menyebabkan 4 rumah di Dusun Pabuahan, Desa Banyubiru dan 8 rumah di Dusun Jineng Agung, Kelurahan Gilimanuk rusak berat.(GBI)