Negara (Antara Bali) - Protes nelayan di Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana yang menjadi korban abrasi semakin keras, setelah spanduk yang mereka pasang hilang.
Pantauan di lapangan, Selasa, belasan warga Dusun Ketapang, Desa Pengambengan memasang spanduk pengganti berbahan karung dengan tulisan tangan.
"Tadi malam sekitar pukul 01.00 wita spanduk itu masih ada, tapi sekitar pukul 03.00 wita sudah tidak ada. Biarkan saja, kami tinggal memasang spanduk pengganti," kata Naf'an, salah seorang warga setempat.
Spanduk yang hilang tersebut dipasang di depan Kantor Dusun Ketapang, yang juga merupakan jalan masuk ke kampung nelayan yang dilanda abrasi hebat.
Lewat spanduk bertuliskan "Selamat Datang Di Kampung Abrasi" ini, warga yang tergabung dalam Paguyuban Masyarakat Pesisir Lampu (PMPL) berharap, penanggulangan abrasi di kampung mereka segera dilakukan.
"Wilayah ini merupakan perkampungan nelayan yang padat, bisa-bisa satu kampung akan kehilangan tempat tinggal jika abrasi ini dibiarkan," ujar Amun, warga lainnya.
Selain kepada pemerintah, warga juga minta perusahaan yang berada di kampung tersebut ikut bertanggungjawab, karena menurut mereka, gara-gara pabrik pengolahan ikan membuat tanggul hingga menjorok ke laut, menyebabkan abrasi di kampung mereka semakin hebat.
Terkait hal ini, Naf'an mengatakan, lewat salah seorang warga setempat, perusahaan menawarkan untuk membongkar tanggul tersebut, dengan syarat warga tidak lagi menyalahkan pabrik jika abrasi masih terjadi.
"Tawaran tersebut kami tolak, karena tanggungjawab perusahaan tidak bisa hanya membongkar tanggul yang sudah dipasang. Bagaimana dengan dampak kerugian kami selama tanggul itu ada?" katanya.
Warga sepakat, jika abrasi tidak segera ditangani, mereka akan tetap melakukan protes bahkan dalam skala yang lebih besar lagi.(GBI)